Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengurung Raganya dengan Ginjal

19 Oktober 2014   13:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ray hatinya kembali sakit. Serasa ada yang menusuk di dadanya ketika Kartu pos itu tergeletak di mejanya dengan surat-surat lain yang himpit-menghimpit itu. Kartu pos bergambar kupu-kupu ungu dari orang yang sama. Sudah lima tahun ini Ray dikirimi Kartu Pos begini per bulan sejak ia berkenalan dengan seorang gadis di bandara sebuah negeri antah berantah yang katanya bernama Indonesia. Kartu posnya tidak berisi puisi, kata-kata manis atau rayuan maut lainnya.  Sama saja semua isinya.

**CGK Gate 22 F

***kimikimi@g****.com

Begitu saja isi semua kartu posnya. Tak lebih dan tak kurang. Dan ia mengerti arti semuanya; gadis itu berharap ia menghubunginya lewat email itu. Gadis itu menyimpan memori perkenalan mereka di Bandara Soeta-Jakarta di pintu 22 F.

Tak satupun ia membalas kartu pos itu. Tak satu kata jua ia kirim balasan lewat email itu. Iya hatinya terusik dengan kartu pos itu tapi ia tak mungkin membalas kartu pos itu. Ia takut dari satu balasan jadi balas-balasan yang panjang dan akhirnya jadi komunikasi intens dan utuh terus akan begini, dan begitu dan ujung-ujungnya akan menghancurkan pernikahannya dengan Lia, wanita yang sudah menjadi istrinya sejak beberapa tahun lalu.

Walaupun Lia bukanlah wanita yang ia nikahi karena cinta tapi ia tak bisa mengabaikan dan menghancurkan pernikahan itu karena Lia lah penyelamat hidupnya, adik kelasnya yang memuja dan mencintai dia sepenuh hati sampai rela memberikan satu ginjalnya.

Sampai suatu hari akhirnya Ray memutuskan untuk menghentikan kegilaan Kimi yang terus-menerus mengiriminya kartu pos. Dia mengirimkan sebuah email padanya;

"Hentikan kegilaanmu mengirimi aku kartu pos.  Aku hanya bercanda ketika berkenalan denganmu. Kenapa kamu menganggapnya seserius itu?.  Aku sudah menikah".

Sepuluh foto dirinya dengan Lia dia sematkan di email itu.  Lebih dari cukup bagi wanita waras manapun untuk mundur dari rasa cinta yang dideritanya.

Kimi rupanya merupakan salah satu wanita waras itu. Sejak itu dia tak lagi mengirim kartu pos. Diam. Hening. Pada saat yang sama, Ray yang sudah terbebas dari alkohol kini sering mengakhiri harinya dengan minuman haram itu (itu menurut Bang Haji ya haram, tapi karena Ray gak kenal Bang Haji jadi ya gak dianggapnya itu haram... wkwkwkwkwk).

Istrinya, Lia yang harus menanggung derita acara mabuk Ray tiap malam. Sampai suatu hari dia menyerah dan mengajukan cerai. Ray mencoba mempertahankan pernikahannya dan berjanji untuk menghentikan acara mabuknya tapi Lia terus maju ke pengadilan. Pada hari perceraian diputuskan pengadilan dan mereka disahkan sebagai orang yang tidak ada hubungannya lagi, Ray menemukan catatan kecil di atas mejanya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun