Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,yang tercekik, yang dipukul,yang jatuh,yang ditanduk,dan yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala..." (QS:Al-Maidah:3)
Ayat di atas secara implisit menegaskan bahwa; Babi bukan makanan yang baik untuk umat Islam, dan memakannya adalah haram. Kenapa Allah melarang kita mengkonsumsi daging babi? setiap yang dilarang oleh Allah pastinya hal tersebut tidak baik dan merugikan. Dalam kutipan ayat di atas, dengan tegas Allah mengharamkan makanan darah (marus). Menurut analisis kimia bahwa; darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat ), suatu senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, Demikian juga halnya dengan babi. Hewan ini dari postur bangunnya saja menunjukkan bahwa ia bukanlah hewan yang layak untuk di sembelih karena ia tidak memiliki leher.Ilmu kedokteran menerangkan kepada kita jika babi adalah inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Disamping itu Babi adalah binatang yang paling jorok dan kotor.
Menurut Al-Qazwiny dalam Aja'Ibul Makhluqat'Wa Ghara'Ibul-Maujudat" mengatakan; bahwa babi adalah binatang buruk, ia memiliki sifat kembar antara binatang buas dan binatang jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan suka makan bangkai, sementara sifatnya yang menyerupai binatang jinak karena ia memiliki kaki yang berteracak yang suka makan rumput serta dedaunan.
penjelasan di atas sudah cukup untuk menguatkan alasan kenapa Islam melarang dan mengharamkan babi dan tanpa harus dijelaskan secara rinci, kita tentu sudah paham bahwa larangan tersebut langsung melalui kalammullah yang artinya bukan dari Nabi.
Akan tetapi tidak demikian menurut Lutfi As. Dalam tulisannya dia mengatakan :
Masalah kenapa babi diharamkan dalam Islam selalu mengundang
kebingungan, kenapa allah swt nampaknya begitu emoh dengan mahluk
ciptaannya sendiri yang bernama babi. Dan tanpa alasan yang jelas kenapa
islam begitu alergi dengan babi. Bahkan dengan mudahnya umat Islam
membabi-babikan pihak lain yang bersebrangan keyakinannya dengan kita.
Seakan-akan babi itu an sich / pada dirinya sendiri adalah kutukan.
Jikalau Islam mengharamkan minuman keras, itu jelas alasannya. Minuman
keras, bila diteguk secara berlebihan, membuat si peminum kehilangan
control dan dapat melakukan apa saja yang berbahaya di luar kesadaran si
pelaku. Begitu pula dengan larangan judi, itu jelas bikin orang malas,
tidak mau kerja keras.
Tapi kalau dengan babi, apanya yang salah dengan babi? Kita mencari-cari
alasan bahwa babi mengandung cacing pita, dan kadar kolestrol yang
tinggi. Tahukah anda bahwa kadar kolestrol yang tinggi tidak dikandung
dalam jeroan babi, tapi dari telur puyuh? Dan masalah penyakit dalam
babi, toh sama saja dengan penyakit yang ada dalam sapi, unggas dsb yg
dianggap halal untuk dimakan.
Ada pemikir2 islam yang enteng saja menjawabnya," Allah swt melarang
kita makan babi bukan karena daging babi itu ada apa-apanya, tapi karena
ia sayang kepada kita."
Kalau
sesuatu itu dilarang, kita berasumsi karena sesuatu itu berdampak buruk
atau mengandung keburukan dalam dirinya sendiri. Maka dari itu babi /
daging babi layak diperiksa secara medis.
Analisa medis atas daging babi menyarankan bahwa daging babi sama saja
seperti halnya daging lain, sama-sama ada kebaikan dan keburukannya.
Apakah daging babi membawa prilaku buruk pada pemakannya? Tidak. Sama
sekali tidak ada. Makan babi atau pun tidak makan babi – manusia yah
sama saja ada yang agresif ada yang lembut, ada yang malas ada juga yang
pekerja keras, seperti orang cina. Daging babi sama sekali tidak
mempengaruhi sifat manusia.
...........................................lebih jauh dia berkhutbah:
sebenarnya yang diharamkan oleh bangsa yang
baru bersatu ini bukanlah babi saja, namun semua jenis hewan berkaki
empat yang kakinya berjari-jari mirip manusia. Jenis itulah yang tidak
boleh dimakan. Jadi tidak hanya babi saja, melainkan, kucing,
anjing,tikus, marmot, singa dsb. dan seandainya mereka tahu bahwa di
belahan dunia nun jauh di sana ada kangguru dan capibara, jenis hewan
inipun haram. Hanya hewan berkuku belah yang boleh dimakan, seperti
sapi,kambing, onta dll.
Kenapa spesifik kepada babi orang yahudi begitu benci? Jawabannya
Pertama, karena tanah mereka yang begitu terbatas maka pertanian adalah
penting, maka semua hama haruslah dibasmi, termasuk babi.
Kedua, karena cara hidup babi yang kotor dan suka berkubang di lumpur
bisa dijadikan analogi ttg cara hidup kaum gentile / kafir yang tak
bertuhan, pemalas, sia-sia dan najis.
Ketiga, karena kontur tanah mereka yang berbukit2 tidak memungkinkan
bagi kawanan babi untuk hidup. Babi hanya bisa ditemukan di daerah
utara, dimana daerahnya lebih hijau, yaitu daerah sekitar Samaria,
Lebanon dan suriah atau di daerah selatan di tanah mesir yang kaya raya.
Jadi apabila penduduk kanaan ingin memakan babi, mereka harus
mengimpornya dari negeri2 di utara, atau dari selatan yaitu mesir. Dan
prilaku hedonis macam ini yang dilarang oleh negara yang baru lahir itu
sebagai sebuah bentuk ketergantungan.
Tapi yang lebih mendasari haram halalnya adalah karena pengaruh
psikologis.
Pada bagian inilah, mengapa saya sebut dia dengan julukan nabi Palsu:
Dan musa inilah yang mengajarkan bani israil tentang apa yang baik dan
buruk, halal dan haram yang tertulis dalam kitab torat.
Begitulah cerita itu dipercaya oleh ketiga agama besar yang katanya
dituntun oleh tuhan yang sama. Anehnya allah swt / Yahweh / tuhan /
abbaitu sendiri, beserta jibril sang kacung, tidak sadar bahwa cerita
itu sendiri adalah kebohongan belaka. Kenapa baik awloh, jibril, para
nabi yahudi, yesus dan Muhammad tidak sadar akan kebohongan cerita itu
sampai-sampai para sarjana yahudi sendiri menjungkir balikan kepercayaan
semu ini? Jawaban saya sederhana. Karena tuhan dan agama itu cuman
konsep doang. Halal – haram itu cuman konsep doang. Tidak ada musa
as, tidak ada Ibrahim as, dan tidak ada adam as. Semua itu tokoh fiktif.
Yang ada adalah Lutfi as yang buah pikirannya sedang anda baca
46058B16-5822-436C-6532-99967C413189
1.03.01
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H