Mohon tunggu...
Usi Sanusi
Usi Sanusi Mohon Tunggu... -

sedikit cuek, calm, friendly, dan suka guyon,mudah bergaul dan fleksibel dengan siapa saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nabi Palsu Berkhutbah Tentang Babi

14 September 2010   19:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, karena cara hidup babi yang kotor dan suka berkubang di lumpur
bisa dijadikan analogi ttg cara hidup kaum gentile / kafir yang tak
bertuhan, pemalas, sia-sia dan najis.

Ketiga, karena kontur tanah mereka yang berbukit2 tidak memungkinkan
bagi kawanan babi untuk hidup. Babi hanya bisa ditemukan di daerah
utara, dimana daerahnya lebih hijau, yaitu daerah sekitar Samaria,
Lebanon dan suriah atau di daerah selatan di tanah mesir yang kaya raya.
Jadi apabila penduduk kanaan ingin memakan babi, mereka harus
mengimpornya dari negeri2 di utara, atau dari selatan yaitu mesir. Dan
prilaku hedonis macam ini yang dilarang oleh negara yang baru lahir itu
sebagai sebuah bentuk ketergantungan.
Tapi yang lebih mendasari haram halalnya adalah karena pengaruh
psikologis.

Pada bagian inilah, mengapa saya sebut dia dengan julukan nabi Palsu:

Dan musa inilah yang mengajarkan bani israil tentang apa yang baik dan
buruk, halal dan haram yang tertulis dalam kitab torat.
Begitulah cerita itu dipercaya oleh ketiga agama besar yang katanya
dituntun oleh tuhan yang sama. Anehnya allah swt / Yahweh / tuhan /
abbaitu sendiri, beserta jibril sang kacung, tidak sadar bahwa cerita
itu sendiri adalah kebohongan belaka. Kenapa baik awloh, jibril, para
nabi yahudi, yesus dan Muhammad tidak sadar akan kebohongan cerita itu
sampai-sampai para sarjana yahudi sendiri menjungkir balikan kepercayaan
semu ini? Jawaban saya sederhana. Karena tuhan dan agama itu cuman
konsep doang. Halal – haram itu cuman konsep doang. Tidak ada musa
as, tidak ada Ibrahim as, dan tidak ada adam as. Semua itu tokoh fiktif.
Yang ada adalah Lutfi as yang buah pikirannya sedang anda baca

46058B16-5822-436C-6532-99967C413189
1.03.01

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun