Mohon tunggu...
Usholl Auli AL HS
Usholl Auli AL HS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Geofisika

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Indonesia Rawan Tsunami, Lindungi Dirimu dengan 3 Langkah Mudah!

14 Juli 2022   21:03 Diperbarui: 14 Juli 2022   21:21 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tsunami (sumber: Adobestock)

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang secara istilah berarti gelombang besar yang menghantam pelabuhan. Berbeda dengan gelombang laut biasa yang sumber energinya berasal dari angin yang meniup permukaan atas air laut ke arah pantai, gelombang tsunami jauh lebih kuat karena dihasilkan dari energi pelepasan ketidakseimbangan dasar laut. 

Tsunami sebagian besar disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut dengan gerakan yang besar, magnitudo lebih dari 6 SR, tetapi ada beberapa penyebab lain yang dapat memicu tsunami. Menurut pernyataan Arif Nur (2010), tsunami dapat terjadi karena adanya letusan gunung berapi di bawah permukaan laut, tanah longsor di dasar laut, dan dasar laut yang mengalami sesar vertikal. Pernyataan tersebut diperkuat dengan Sugito (2008) yang menyatakan bahwa bencana tsunami juga dapat disebabkan oleh tanah longsor yang mengenai laut, pergerakan vertikal lempeng bawah laut, aktivitas vulkanis, dan tumbukan benda luar angkasa.

 Tsunami, sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Perlu diingat bahwa Indonesia pernah menghadapi tsunami terbesar dalam catatan sejarah yang terjadi di Aceh tahun 2004 silam. Pada tsunami tersebut tinggi gelombang laut mencapai lebih dari 30 meter dengan kecepatan 100 meter per detik mampu meluluhlantakkan bangunan dan pemukiman masyarakat yang diterjangnya. Mengingat dahsyatnya energi tsunami, tentunya perlu dilakukan persiapan diri sebagai langkah mitigasi awal bencana tsunami.

Peta Daerah Rawan Tsunami Indonesia (Sumber: Balai  Besar Meteorol0gi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar)
Peta Daerah Rawan Tsunami Indonesia (Sumber: Balai  Besar Meteorol0gi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar)

Tak hanya Tsunami Aceh, banyaknya kejadian tsunami yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 2017--2022 memperkuat bahwa Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami. Sehingga perlu dilakukan pemetaan daerah berpotensi tsunami dan nantinya wilayah tersebut difokuskan untuk persiapan menghadapi tsunami. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah-wilayah tersebut diantaranya pantai barat Pulau Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan Nusa Tenggara, Maluku, pantai utara Irian Jaya, dan hampir seluruh pantai Pulau Sulawesi. Daerah rawan bencana tsunami lainnya yaitu Kepulauan Mentawai, Selat Sunda, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Puspitasari dkk, 2021). Penentuan daerah-daerah tersebut didasarkan pada pergerakan lempeng tektonik. Perlu diketahui bahwa 90% tsunami di Indonesia disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. 

Sebelum menghadapi tsunami perlu mengetahui tanda-tanda terjadinya tsunami. Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut, persiapan melindungi diri akan lebih cepat dan tepat sehingga dapat meminimalkan dampak negatif bencana tsunami. 

Tanda-tanda terjadinya tsunami secara umum ialah diawali dengan gempa bumi besar, disusul air laut menjadi surut diluar kewajaran, terdengar bunyi gemuruh ombak, dan dibunyikannya sirene peringatan tsunami.

Setelah tanda-tanda terjadinya tsunami terlihat lakukanlah tiga langkah berikut. 

Langkah pertama, tetap tenang dan selamatkan diri ke tempat evakuasi bencana tsunami yang telah ditentukan. Jika tidak ada, berlarilah ke tempat tinggi dan jauh dari garis pantai. 

Langkah kedua,  tetap berada di tempat tinggi hingga keadaan telah dinyatakan aman oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang secara resmi. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang tsunami susulan. 

Langkah ketiga, Ketika keadaan telah dinyatakan aman kembalilah dengan tetap menghindari daerah yang tersambung listrik untuk mencegah perpindahan listrik dari kabel yang terputus ke genangan air sisa bencana tsunami (BNPB, 2017). Dengan tiga langkah tersebut diharapkan setiap orang dapat menyelamatkan dirinya dari bencana tsunami.

Daftar Pustaka

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2017. Buku Saku: Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Potensi Ancaman Bencana. https://www.bnpb.go.id//.

Nur, Arif. (2010). Gempa Bumi, Tsunami, dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, (7) 1, 68-72.

Puspitasari, Yoana., dkk. (2021).  Pentingnya Edukasi tentang Mitigasi Bencana Bagi Masyarakat di Daerah Rawan Tsunami. Borobudur Communication Review, 1 (2), 66-70.

Sugito, Trianawati Nanin. (2008). Tsunami. Jurnal Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia, 1-49.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun