Ambil contoh, ketika dalam buku tersebut menunjukkan atau berkata agar "kita terus memperdulikan orang-orang disekitar kita" maka dari kalimat itu para guru dapat mengajak anak-anak pergi ke panti asuhan atau ketempat-tempat yang banyak sekali orang yang membutuhkan, sehingga anak belajar agar lebih memperdulikan orang disekitar yang juga membutuhkan mereka.
Pendidikan di Indonesia juga harus memberi ruang arti sosial-emosional terhdap anak didiknya, dengan berjalannya nilai-nilai karakter yang diberikan dapat menerapkan makna dari sosial-emosional tersebut.Â
Kasus ini juga sering kali anak tidak dapat mengontrol emosinya, memahami makna dari emosinya sendiri sehingga merugikan sosial disekelilingnya.
Kasus bullying tidak hanya perlu kasus-kasus besar, tetapi kasus kecil yang tetap saja merugikan pihak yang lebih lemah itu dikatakan sebagai bentuk kasus bullying.Â
Bahkan ketika kita berasa paling benar terhadap banyak kasus di sosial media dengan cara kita menjatuhkannya, menulis kalimat yang tidak pantas, terus membicarakan kasus dengan hal-hal negatif maka itu juga termasuk dalam tindakan bullying.
"JIKA KAMU MERENDAHKAN ORANG LAIN AGAR KAMU TERLIHAT HEBAT SESUNGGUHNYA PERBUATANMU IKUT MERENDAHKAN DIRIMU "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H