Berbicara tentang BK / Bimbingan Konseling pasti banyak mindset yang keluar dipikiran kita?
Karakter atau kebiasaan guru bimbingan konseling atau konselor, apa sih yang ada di pikiran para peserta didik? Judes, galak, suka marah-marah, cari-cari kesalahan siswa, bahkan banyak yang mengatakan guru BK adalah polisi sekolah atau monster. Itu semua adalah jawaban yang selama ini ada dipikiran saya selama masih duduk di bangku SMP dan SMA, yah itulah kenyataan yang saya rasakan tanpa berusaha menyinggung pihak-pihak tertentu.Â
Kebanyakan orang yang saya temui mengatakan kalau guru bimbingan dan konseling itu harus bisa galak bahkan mengatakan kalau layanan bimbingan dan konseling hanya untuk siswa-siswa yang nakal alias bermasalah, apalagi saya yang tinggal didesa, banyak sekali para peserta didik, teman saya bahkan para wali murid berkata seperti itu. Memang susah mengubah mindset masyarakat yang pernah merasakan bangku sekolah dengan karakter-karakter guru bimbingan konseling.
Bimbingan konseling di sekolah diarahkan untuk menentukan jurusan, program studi atau konsentrasi. Bimbingan konseling dijenjang pendidikan ini bermanfaat bagi peserta didik dalam artinya konseling, membantu bimbingan belajar dan permasalahan-permasalahan perilaku peserta didik. Pada dasarnya bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan kepada peserta didik agar peserta didik mampu memahami dirinya, memahami lingkungan dan mampu merencanakan masa depan untuk mancapai perkembangan yang optimal.
Berbicara tentang karakter, setiap para guru juga memiliki karakter yang berbeda-beda, karena setiap guru memiliki kepribadian untuk menunjang 4 kompetensi guru (Pendagogi, Profesional, Kepribadian, dan Sosial). Kepala sekolah, guru wali kelas dan bahkan guru BK memiliki tugas sekaligus tanggung jawab masing-masing.
Ada  karakter yang harus (wajib) dimiliki oleh guru bimbingan konseling untuk mengubah pandangan negatif :
Bertanggung Jawab:
Guru BK selalu tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan bimbingan dan konseing dilingkup sekolah. Tugas guru BK adalah harus menjalakan kewajibannya untuk membantu dan mengembangan para peserta didik dalam lingkup minat, potensi, bakat, kebutuhan dan kepribadian peserta didik itu.
Bijaksana:
Sifat yang harus menonjol dari seorang guru pembimbing selain bertanggung jawab adalah selalu bijaksana dalam menghadapi permasalahan para peserta didik di sekolah. Seringkali, pada saat guru BK menjumpai peserta didik yang melakukan kesalahan, perilaku bermasalah yang dilakukan peserta didik itu pasti ada penyebabnya dan hal itulah yang sebenarnya harus ditangani agar peserta juga jujur dalam memberikan informasi. Kalau guru BK tidak bijaksana bagaimana mereka dapat membantu para peserta didik?
Sabar:
Sifat sabar itu tidak boleh dikaitkan dengan sifat yang lemah, justru dapat menjadi senjata terkuat untuk mengatasi permasalahan peserta didik, karena dengan sifat sabar ini, guru BK bisa lebih mengenadilkan emosi dan perasaannya sendiri dan peserta didik. Karena ketika ada guru BK yang tidak sabar dalam menjalankan tugasnya maka mainset guru BK yang ditakuti bukan dihormati, bahkan bisa dibenci oleh peserta didik. Memang sifat sabar itu sulit untuk dilakukan, tetapi sebagai guru BK yang profesional harus memiliki sifat sabar.
Ramah:
Sifat yang ramah dan hangat untuk memberikan kenyamanan pada peserta didik yang dilayani, apabila guru BK prodfesional dalam menjalankan tugasnya agar lenih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika melayani para peserta didik.. Sebagai guru pembimbing yang baik, hendaknya selalu menyambut peserta didik dengan ramah dan hangat, agar para peserta didik tidak kapok datang ke ruang bimbingan konseling.
Sumber : Bimbingan dan Konseling PAUD - Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si. dan Dr. Suyadi, M.Pd.I
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H