Dalam hal gerakan PMII yang lebih luas, pernah suatu hari kami berkumpul di Sangkali dalam rangka suksesi Kongres PMII di Bogor bulan Mei 2005. Sahabat-sahabat ketua PC PMII Se-Jawa Barat hadir, diantaranya: Wahyul Afif Al-Ghofiqi/Mako (ketua PC PMII Kota Bandung, Imron Rosyadi (ketua PC PMII Cirebon), Agus (Ketua PC PMII Indramayu), Pepe (ketua PC PMII Cianjur), Haerun Nasichin (ketua PC PMII Karawang) dan yang lainnya.
Tidak hanya itu, beberapa sahabat Pengurus PKC PMII Jawa Barat juga turut hadir, diantaranya: Dasuki, Hasan Al-Asyari, Lutfan Awaludin, Husnul Khotimah dan lainnya. Bahkan, acara non formal itu dihadiri juga oleh Sahabat Masmuni Mahatma yang saat itu menjadi pengurus PB PMII sekaligus kandidat ketua PB PMII pada Kongres Bogor.
Selain suksesi kongres, tema utama pertemuan berlangsung mulai sore hari hingga subuh itu adalah suksesi Sahabat Masmuni Mahatma sebagai kandidat ketum PB PMII. Kala itu, misi kami adalah bagaimana kemudian PMII Jawa Barat keluar dari tradisi menjadi "mainan" dan sekoci sahabat PMII Jakarta, Yogyakarta, Malang dengan kandidat yang diusungnya.
Berat memang, karena PMII Jawa Barat tidak pernah memiliki tradisi "komunitas" dimana satu sama lain saling support dan menguatkan sehingga ia dihitung oleh pra "pemain" dan "bandar" Kongres. Walhasil, diskusi saat itu rada alot kaitan dengan kondisi nyata bahwa PMII Jawa Barat sulit bersatu di ajang kongres dan lebih memilih "one man one show" alias berjalan sendiri-sendiri.
Setelah pertemuan usai, kami pun menghadap Aa uman untuk menyampaikan hal ihwal terkait hasil pembicaraan itu. Dengan gestur yang lugas, beliau mendukung atas rencana dan ikhtiar yang akan dilakukan menjelang dan saat pelaksanaan kongres.
Menjelang pamitan, saya pribadi diamanahi Aa untuk senantiasa memegang komitmen atas dukungan suksesi terhadap Sahabat Masmuni. "Sok tuturkeun jeung dukung si Muni sabubukna (ikuti dan dukung Masmuni sampai bisa menang): kalimat itu yang dilontarkan Aa kepada saya.
Dari pengalaman itu, beliau mengajarkan saya untuk senantiasa menjaga komitmen dalam kawan seiring, dangan sampai ada penghkhianatan atas komitmen yang telah dibangun bersama. "Ulah sok gedak kaanginan" (jangan suka terbawa pengaruh orang lain yang hendak menggoyahkan komitmen kita). Begitulah pepatahnya.
Amanat itulah yang saya pegang selama Kongres, bahkan saat Laporan Pertanggungjawaban Pengurus PB PMII oleh Sahabat A. Malik Haramain dimana sahabat Masmuni berada didalamnya saya satu-satunya ketua cabang dari Jawa Barat yang menyatakan "menerima" LPJ meski mendapat cemoohan dari sahabat yang lain. Tidak hanya itu, Masmuni pun gagal menang di kongres.
Hikmah memegang komitmen itu ternyata saya rasakan ketika awal-awal ke Jakarta menjadi Tenaga Ahli KH. Acep Adang Ruhiat sebagai anggota DPR RI pada tahun 2014. Saya dipertemukan kembali dengan mas Malik Haramain yang kala itu menjabat anggota DPR RI dari PKB, pun hingga kini saya berhubungan baik dengan beliau. Saya hakulyakin bahwa itu adalah berkahnya Aa Uman.
Hal Ikhtiar Kasab
Tahun 2005 setelah mengakhiri jabatan ketua PC PMII Kab. Tasikmalaya, saya memulai kegiatan wirausaha, ceritanya  untuk bekal berumah tangga kelak. Saya mengawalinya dengan tinggal di Cikatomas untuk merintis usaha toko buku bersama kang Deni Abdul Aziz (Abenk) dan kang Ade adik iparnya Aa Uman.