Dengan PKB menjadi tuan rumah pertemuan tokoh dan perwakilan partai di seluruh dunia yang tergabung kedalam CDI untuk membahas mengenai aliansi abad 21, Humanisme Barat, Demokrasi Kristen dan Humanisme Islam tanggal 22-25 Januari 2020 di Jogjakarta adalah bukti bahwa beliau konsisten merawat dan menjalankan warisan Gus Dur.
Mempertemukan pimpinan partai, tokoh agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai budaya dan agama di dunia bukan perkara enteng. Bahkan forum Eurasia untuk para pemimpin dunia dalam membentuk aliansi abad ke-21 belum pernah ada sebelumnya. Tetapi. Â Gus Muhaimin mampu mewujudkannya.
Hadirnya KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai orang yang mendeklarasikan berdirinya PKB bareng Gus Dur dan kiai khos lainnya semakin meneguhkan bahwa apa yang diinisiasi Gus Muhaimin benar-benar sejalan dengan semangat perjuangan Gus Dur terkait Western Humanism, Christian Democracy, dan Humanitarian Islam demi wujudkan harmoni dunia.
Tidak hanya itu, kehadiran Perdana Menteri Hongaria Victor Orban, Eva Senz-Dez dari Universitas Katolik Louvain Belgia, Nizar Baraka (Sekretaris Jenderal Partai Kemerdekaan Maroko), KH. Yahya Cholil Staquf (PBNU), serta Franz Magnis Suseno, S.J. (Universitas Driyakarya, Jakarta) akan semakin menguatkan posisi PKB dan CDI menebar harmoni dunia.
Pertemuan empat hari dengan menghasilkan sepuluh resolusi itu yang kelak menjadi alat pijak PKB dan CDI menebar perdamaian dunia, di antaranya berisi tentang: upaya CDI mempromosikan tatanan internasional berbasis regulasi, etika universal dan nilai-nilai kemanusiaan, menolak pemimpin diktator, mendukung keadilan demokrasi, mengecam aksi terorisme, anti kejahatan kemanusiaan, memperkuat nilai Humanitarian Islam dan lain sebagainya.
'Ala kulli hal, segala ikhtiar Gus Muhaimin melalui kerjasama PKB dengan CDI wajib kita dukung dengan segala potensi sumberdaya yang dimiliki. Sehingga perdamaian diatas dunia senantiasa terawat dan bisa dinikmati oleh kehidupan kita hari ini dan anak cucu kita kelak.
Gus Muhaimin sedang terus berikhtiar meneruskan perjuangan Gus Dur terkait cita-citanya melihat taman Indonesia dan dunia dipenuhi harmoni dengan membiarkan berbagai jenis bunga tumbuh dan berkembang tanpa paksaan hingga kemudian mengeluarkan semerbak wangi masing-masing. Kemanusiaan selalu ditempatkan diatas kepentingan politik. Wallahu'alam bi ash-showab.
*Penulis adalah peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H