Gelar S.Ag Menpora
Jelang berakhirnya perhelatan Asean Games 2018 yang lalu, beredar luas di media sosial kita terkait meme netizen dengan tulisan "Rahasia sukses Indonesia di Asean Games ternyata gelar sarjana Menpora Imam Nahrawi adalah S.Ag (Sarjana Asian Games).
Meme ini dihubungkan dengan keberhasilan Indonesia meraih posisi keempat pada Asian Games kali ini. Selain melampaui target 16 emas dan posisi sepuluh besar, pencapaian ini tentu menjadi sejarah tersendiri bagi Kementerian Pemuda Olah Raga yang dipimpin Menteri bergelar Sarjana Agama (S.Ag).
Bagi orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Islam boleh jadi mengiyakan jika S.Ag itu benar Sarjana Asian Games. Padahal S.Ag itu merupakan gelar yang disematkan pada sarjana yang telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi agama Islam pada semua program studi sebelum tahun 2003.
Sebagai orang yang pernah enyam pendidikan di perguruan tinggi Islam, penulis masih ingat betul bila kata S.Ag seringkali dijadikan bahan candaan bagi para senior kepada rekannya yang akan raih gelar itu, seperti S.Ag (Sarjana Acan Gawe). Kalimat bahasa Sunda ini mengandung makna sarjana belum atau susah kerja.
Tak jarang senior kami yang telah meraih gelar itu merasa minder bila kembali ke kampung halamannya. Keminderan itu ditambah dengan istilah S.Ag yang dipelesetkan dengan sarjana alam gaib. Citra S.Ag dikampung lagi-lagi dianggap kelasnya tidak lebih tinggi dibanding Drs, Ir, dr, SH dan lain sebagainya.
Lebih dari itu, orang bergelar S.Ag dikampung selalu identik dengan aktifitas di mesjid dan madrasah. Tak jarang bila ia seringkali ditunjuk sebagai juru do'a dalam kegiatan dilingkungan tempat tinggalnya.
Bagi penulis yang alumni perguruan tinggi Islam, pak Imam Nahrawi sebagai Menpora yang di tunjuk Jokowi sebagai bagian dari kabinet kerja telah membuktikan bahwa sarjana agama mampu menciptakan prestasi apabila ia diberikan amanah dan kesempatan meski secara akademik bukan dibidangnya.
Asian Games 2018 ini beliau telah mengangkat marwah S.Ag atau gelar lain yang sekarang berlaku di perguruan tinggi agama Islam baik negeri maupun swasta. Betapa tidak, sebelum era Jokowi S.Ag nyaris tidak pernah mendapatkan tempat menjadi bagian dari pengelola negeri ini selain Menteri Agama.
Sudah menjadi rahasia umum bila para menteri pada sejarah kabinet pemerintahan kita selalu berlatar belakang perguruan tinggi umum yang berstatus bonafide, terlebih kementerian yang dianggap strategis.
Pak Imam Nahrawi sekali lagi telah membuktikan bahwa tidak liniernya gelar akademik dengan jabatan kementerian terkait belum tentu ia tidak bisa berbuat sesuatu bagi negeri ini. Integritas ia sebagai S.Ag telah teruji bisa merubah mindset orang terhadap gelar akademik seseorang yang tekesan menomorduakan alumni perguruan tinggi Islam. Â Â