Fenomena terganggunya harmonisasi kehidupan berbaangsa dan bernegara kita akhir-akhir ini sebagai akibat dari hubungan agama dan politik yang sengaja diciptakan artifisial dan manipulatif, padahal sesungguhnya ia sangat suci, tanpa noda 'sahwat' politik.
Kelima, santri berkewajiban bentengi kiai dalam hal berjuang menjadikan agama sebagai moral-etik dalam kehidupan politik. Sehingga terhindar dari upaya peminggiran terhadap kelompok tertentu, penyeragaman kebenaran dan upaya negatif lainnya berbungkus agama.
'Ala kulli hal, fardlu 'ain hukumnya bagi santri menjadikan agama sebagai panduan moral-etik dalam berpolitik, terlebih hari-hari ini menghadapi hajat politik Pemilu dan Pipres 2019 yang sudah mulai dipenuhi dengan intrik.
Tugas Panglima Santri tentu sangat berat ditengah gempuran "politisasi agama" yang amunusinya tidak pernah habis diarahkan kepada NU sebagai gudangnya santri dan kiai moderat dan egaliter. Ditambah masifnya hegemoni media sosial yang tak henti menebar fundalmentalisme dan ekstimisme agama. Jokowi -- KH. Ma'ruf Amin (JOIN) adalah bukti Cak Imin "is the real panglima santri".
Penulis adalah peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H