Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Cak Imin "The Real Panglima Santri" untuk Kiai

13 Agustus 2018   16:26 Diperbarui: 17 Januari 2019   11:44 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak mudah menyematkan kata santri pada diri seseorang, apalagi diberi embel-embel panglima santri. Ia harus memenuhi prasyarat, diantaranya: pertama.memiliki komitmen kuat menjaga keutuhan NKRI melalui amaliyah keagamaan yang menjungjung tinggi budaya dan kearifan lokal.

Kedua, memiliki komitmen terus menjaga nilai-nilai Islam Nusantara baik melalui pemikiran, gerakan maupun organisasi yang memiliki korelasi dengan ekspresi keagamaan umat muslim dalam wujud sikap tawassuth, tawazun, tasamuh dan i'tidal.

Benteng Kiai

Islam moderat merupakan pemikiran dan praktik yang terus menerus diwariskan kiai NU hingga kini, dimana arus konservatisme beragama senantiasa tidak perah surut menggerus ideologi Aswaja sebagai ideologi utama warga nahdliyin hingga detik ini.

Sebagai buktinya bahwa terus-menerus mencuatnya kecenderungan yang hendak membakukan pemahaman keagamaan. Hal ini tentu berakibat pada penyangkaran pemikiran keagamaan dalam ruang pengap bahkan menafikan realitas yang terus menerus berubah.

Wajar bila pengembangan pemikiran keagamaan yang moderat selalu dicitrakan kepada NU secara jam'iyyah terhadap jama'ahnya. Penulis kira, karena NU selalu memakai logika continuity and change (kesinambungan dan perubahan) sehingga asas penyesuaian diri dengan aman terus dipraktikkan.

Walhasil, santri memiliki tanggung jawab menjadi benteng kiai NU dalam hal: pertama, merawat tradisi lama yang baik dan relevan dan mengadaptasi temuan baru yang lebih baik dan relevan pula sesuai kaidah almuhafadatu 'ala qadimi shalih wal akhdu biljadidil ashlah.

Kedua, bahwa gerakan demokratisasi di Indonesia memerlukan dukunga wacana agama, maka santri wajib menjadi benteng kiai melalui pengembangan wacana Islam moderat sebagai pendukung utama tegaknya demokrasi di Indonesia.

Ketiga, santri wajib bentengi kiai dalam mencegah menjamurnya pemahaman keagamaan yang mengarah pada prilaku radikalisme agama yang senantiasa tak henti-hentinya mengempur keutuhan NKRI dari segala penjuru mata angin.

Suka tidak suka, radikalisme agama begitu nampak telanjang akhir-akhir ini sebagai akibat pembungkaman dan dijinakkan oleh rezim orde baru yang cenderung militeristik. Hari ini seolah mereka mendapatkan momentumnya untuk kembangkan pemahaman agama yang ekslusif serta tak jarang merasa diri paling benar dan yang lain pendosa.

Keempat, santri berkewajiban bentengi kiai dalam melawan segala upaya formalisasi agama dalam dunia politik. Kasus Ahok tentu menjadi bukti nyata betapa agama tak lebih hanya dijadikan kendaraan politik oleh pihak tertentu yang "haus" kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun