Sistem demokrasi yang dibumbui politik liberalistik yang dipenuhi hiruk pikuk hanya akan melahirkan orang kaya dengan modal besar. Sementara diseberangnya masyarakat miskin tak beranjak dari kemiskinannya, bahkan tambah terpuruk.
Koperasi sebagai ruh ekonomi rakyat menuntut kemampuannya untuk membangun sistem dalam perspektif yang lebih integral. Tidah hanya dilihat dalam dimensi mikro sebagai bangun perusahaan saja. Lebih dari itu sebagai sistem nilai dengan dimensi yang lebih luas baik makro-ideologi, mikro-organisasi dalam mewujudkan perubahan sosial.
Karenanya koperasi harus tunduk pada prasyarat utamanya yakni tunduk patuh kepada nilai-nilai yang dioperasionalisasikan dalam prinsip-prinsip dasarnya. Koperasi harus mampu menjadikan jatidirinya sebagai keunggulan ditengah persaingan dengan para kapitalis.
Tidak berlebihan kiranya bila Cak Imin bertekad mampu wujudkan cita-cita Bung Hatta dikemudian hari, karena bersamanya ada 11 juta konstituen PKB, puluhan ribu pesantren, ratusan ribu kiai dan jutaan santri.
Penulis adalah peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H