Mohon tunggu...
Usep Nugraha
Usep Nugraha Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Amatir

Seorang amatir, mengamati isu ekonomi, budaya, politik, dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencari Solusi Kekerasan di Sekolah Kedinasan

11 Januari 2017   18:55 Diperbarui: 11 Januari 2017   19:08 1895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perlu ada keseriusan dari pimpinan sekolah kedinasan untuk mengatasi kekerasan yang kerap terjadi. Sekolah harus memberikan pemahaman bahwa pola pendidikan senioritas yang ekstrim sudah tidak bisa diterapkan di masa sekarang. Perlu adanya pendekatan lain, pendekatan yang lebih bersifat kekeluargaan namun tetap disiplin dan saling menghormati serta menghargai.

Anda tahu? Baik pendekatan kekeluargaan maupun senioritas dapat menimbulkan rasa hormat dari junior kepada senior. Namun ada perbedaan mencolok dari keduanya. Senioritas membuat junior hormat saat di depan senior, namun membenci saat di belakang. Sedangkan pendekatan kekeluargaan akan membuat junior hormat kepada senior. Saat di depan atau pun di belakang senior.

Penerapan pola baru akan sulit diterapkan. Ini dikarenakan saat pola baru diterapkan, akan ada satu angkatan yang menerima pola lama, saat mereka jadi junior, dan harus rela melakukan pola baru ketika menjadi senior. Angkatan ini lah yang harus diberikan pengertian oleh pimpinan sekolah kedinasan.

Solusi lainnya dengan cara menghentikan penerimaan taruna selama beberapa tahun. Agar taruna dengan pembinaan pola lama telah lulus. Dan taruna tingkat 1 yang baru tidak pernah merasakah pembinaan pola lama. Mereka hanya mengenal pola pembinaan baru. Pendekatan kekeluargaan yang lebih manusiawi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun