Mohon tunggu...
Usa Reinaldo
Usa Reinaldo Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Pertanian

Manusia yang suka mendengar, dan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berjuang di Tanah Rantau: Kisah Gelisah Penyuluh Pertanian

9 Agustus 2023   12:28 Diperbarui: 10 Agustus 2023   00:55 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah pembibit melakukan metode sambung pucuk di Kampung Sindangreret, Desa Karangpawitan, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sumber: KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

"Di tengah tanah yang terasa asing, dalam gelap malam hingga pagi kembali, penyuluh pertanian melangkah dengan gelisah, membawa harap dan ilmu."

Kehidupan penyuluh pertanian sering kali menghadirkan gambaran tentang perjuangan sejati dan pengorbanan tanpa batas. Di antara rerimbunan sawah dan kehijauan alam, ada kisah-kisah tak terungkap yang menggambarkan gelisah dan tekad para penyuluh pertanian yang meniti jalan di tanah rantau.

Berangkat Jam 6 Pagi dan Pulang Jam 9 Malam: Langkah di Tengah Kegelapan

Bertempur di tengah pagi yang masih gelap dan kembali di penghujung malam adalah rutinitas sehari-hari bagi penyuluh pertanian. Berangkat ketika anak masih belum bangun, dan pulang ketika dia sudah tertidur. 

Menjelajahi jalan yang belum tentu ramah dengan segelas kopi sebagai teman setia, mereka melangkah dengan langkah yang penuh dengan kegigihan. Seperti bintang-bintang yang bersinar dalam kegelapan, penyuluh pertanian menunjukkan cahaya bagi petani-petani yang mereka bimbing.

Menempuh Jarak Lebih dari 80km Setiap Hari: Perjalanan Panjang Membentang

Jarak bukanlah sekadar angka bagi penyuluh pertanian, tetapi seonggok tantangan yang harus mereka taklukkan setiap hari. 

Ratusan kilometer yang ditempuh, seringkali dengan peralatan yang sederhana, menjadikan setiap perjalanan sebagai cerminan dari tekad mereka. 

Seperti pahlawan yang mengarungi samudra luas, penyuluh pertanian membuktikan bahwa jarak tidak akan menghalangi mereka dalam memberikan bantuan yang diperlukan.

Sumber: Dokumentasi  Pribadi
Sumber: Dokumentasi  Pribadi

Fasilitas yang Minim: Kreativitas dalam Keterbatasan

Dalam kegelapan ruangan yang sederhana, penyuluh pertanian menjadi seorang maestro. Dengan minimnya fasilitas, mereka menciptakan alat bantu dengan bahan-bahan seadanya. 

Dari kerangka berbalut kain hingga kertas yang membawa ilmu, mereka menerangi kehidupan petani dengan cahaya pengetahuan.

Tanggung Jawab Tak Terhingga: Lebih dari Seorang Penyuluh

Tugas seorang penyuluh pertanian tak hanya berhenti pada memberikan ilmu pertanian. Kadang, tanggung jawab juga datang dari atasan yang memberikan pekerjaan tambahan. 

Menjuggling peran sebagai penyuluh dan tugas tambahan dengan tetap menjaga semangat, mereka seperti tali jongkok yang kuat, takkan putus walaupun teruji beratnya beban.

Cinta yang Terus Berkobar: Melampaui Penghasilan

Mungkin penghasilan tak selalu setimpal dengan usaha yang diberikan. Namun, cinta pada tanah dan pertanian, cinta pada misi mulia, membuat hati penyuluh pertanian tetap hangat. 

Mereka adalah pahlawan dalam baju kerja, menghadapi badai tak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam mengukir cerita hidup.

"Dalam setiap butir keringat, dalam setiap langkah lelah, terukir kisah tak terlupakan."

Berakhirnya cerita ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjalanan baru. Kisah-kisah para penyuluh pertanian adalah kisah perjalanan tak berujung, yang menginspirasi kita untuk tak pernah menyerah dalam menggapai cita-cita dan membawa cahaya bagi yang lain. 

Dengan setiap helaan napas, mereka membuktikan bahwa gelisah adalah bahan bakar yang menghidupkan semangat untuk berjuang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun