Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Bulan Juni Tak Seindah Puisinya

13 Juni 2022   10:39 Diperbarui: 13 Juni 2022   10:59 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam boleh berkata kepada semesta

Tapi, mungkin semesta tidak selalu membalas perkataan dari alam

Begitu juga dengan Hujan Bulan Juni pada hari ini

Datang dengan tiba-tiba, tanpa berpamit kepada langit

Atau sekadar memberi kabar kepada lembayung senja agar menyambutnya di penghujung waktu

Hanya saja, ia titipkan rindunya pada sepucuk dedaunan

Yang rimbun di sekelabat pepohonan rindang

Untuk memberi tahu bahwa masih ada rindu yang tertinggal di ranting kering pohon itu

Sebelum tertiup angin dan roboh karena terjangan badai

Namun, Hujan Bulan Juni lagi-lagi tak menepati janji

Rindu itu telah terjatuh kesekian kalinya

Belum sempat disampaikan pada bunga

Belum jua terjamah oleh penerima rindunya

Dan rupanya, Hujan Bulan Juni tak seindah puisinya

Yang teramat manis dan sulit untuk dilupakan

Dalam bayangan semu yang menari pada ilusi hati

Diceritakannya seorang manusia yang masih berharap untuk dapat hidup dengan cintanya

Meskipun, cinta itu telah lama mati dalam bisu

Dan terkubur dalam ketulian naluri yang dibiarkan begitu saja

Hujan Bulan Juni hanya indah pada bait puisi

Bukan untuk diri yang termangu dalam sunyi

~Jakarta, di seperempat malam pada pertengahan Bulan Juni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun