Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ada Rindu yang Tak Kunjung Bertemu

29 Maret 2022   17:48 Diperbarui: 29 Maret 2022   17:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala hujan akan turun, matahari menutup pesonanya

Bersembunyi di antara lapisan awan yang memutih dari kejauhan

Semburat sinarnya masih menyembul di angkasa

Sampai pada akhirnya ia pergi dari peradaban

Dan ketika tetesan pertama hujan menyentuh bumi

Aku mulai menari di antara ilalang yang berseri

Bersentuhan dengan dinginnya air yang membasahi sela badan

Membawa seutas harapan yang kugenggam dalam tangan

Kesukaanku pada hujan tidak terbatas pada keadaan

Meskipun, kerap mengawali bencana

Aku percaya, tiada yang lebih jujur dari hujan

Dengan pembawaannya yang lugas dari Tuhan, ia datang tanpa tangan hampa

Selalu ada pesan yang ingin ia utarakan

Meskipun, berkelu dalam keresahan

Hujan akan selalu menjadi hujan yang mengaku pada alam

Bahwa tak selamanya air mata akan menjadi awal hidup yang kelam

Hujan juga mengingatkanku pada peristiwa tahun lalu

Saat selisir tembangku mengenang kenangan

Kenangan yang tak habis dimakan waktu

Meski, usia semakin lama mengikis ingatan

Ada rindu yang tak kunjung bertemu

Entah memang sengaja untuk tidak bersua

Atau kita yang sama-sama sudah menutup lembaran itu

Dan tak ingin lagi diusik oleh luka yang lama

Tapi sampai saat ini, aku masih menjadi orang yang sama

Kekasihmu yang menunggu di tepi dermaga

Menanti kehadiran senja yang menepikan dirinya

Di antara burung camar yang sesekali menyapa

Namun, rupaya hati tak selalu menjadi kita

Setahun yang lalu, kau tak lagi datang menemui

Berjumpa melalui mimpi saja, mungkin kau tak sudi

Barang sekejap, rasa itu hilang tak tersisa

Tergantikan oleh seorang wanita

yang membelimu dengan harta

Lalu, kau gadai janjimu di hadapan para saksi

Melupakan aku yang tak lagi menjadi seorang istri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun