Lailahaillallahu, Lailahaillallahu...Â
Lagi, aku mendengar kalimat seruan-Mu, Ya Illahi
Dalam sayup malam yang sepi
Tatkala, rembulan sedikit menepi pada pundak waktu
Seluruh insan bersujud di atas sajadahnya
Mereka hamparkan kefana'an dunia
Dari balik celah badan yang berdosa
Berharap ampunan akan datang dari Sang Kuasa
Setelah lelah memikul beban mengejar harta
Meraih tahta untuk duduk di singgasana kerajaan
Yang gemerlap, berlapiskan emas dan permata
Siapapun akan tergoda untuk datang dan mengambil bagian
Sampai semuanya telah terpenuhi
Tapi mereka enggan untuk pergi
Malah memperkuat posisi dan lupa anak istri
Mengejar hierarki yang tak pasti
Demi sebuah ilusi dalam pemikiran seorang realis
Yang menggunakan ilmu praktisi
Menyebarkan paham komunis dan liberalis
Ya Rabb, aku salah satu dari mereka
Aku yang hina lagi berdusta
Menamakan diriku sebagai seorang manusia suci
Bermartabat dan berbudi pekerti
Sudikah engkau menerima mereka dan aku ini?
Meski, sudah terlampau nista
Penuh kesombongan dan keangkuhan pada diri
Masih adakah pintu surga yang terbuka?
Rabbi, engkaulah zat yang maha sempurna
Aku bersimpuh di hadapan-Mu
Dengan menengadahkan wajah hamba
Mohon ampun atas segala kekhilafan terdahulu
Jikalau esok sudah tidak ada lagi hari yang tersisa
Hamba ikhlas untuk melepasnya
Tapi izinkanlah hamba bermunajat pada malam mulia
Dimana malam ini, Kau beri aku kepercayaan untuk menjadi manusia seutuhnya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI