Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Seni untuk Tertawa

26 Agustus 2021   11:10 Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:24 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kaum intelek muda yang penuh ambisi

Mereka semua, pada gila main monopoli

Bisa-bisanya di atas meja birokrasi, mereka berselimut aspirasi

Lihatlah, Wahai Tuan dan Puan

Peleburan budaya bangsa sudah lumrah untuk menjadi bahan olokan

Kulit putih dan kulit hitam, harus dibedakan

Mata sipit, belo, apalagi jereng itu adalah topik pergunjingan

Hahaha...

Lucu bukan, Tuan dan Puan?

Kami yang "katanya" berbudaya, kami juga yang tak fasih berbahasa

Lagu kebangsaan saja, kami lupa liriknya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun