Begitu ironis, Bu
Disaat banyak air mata yang jatuh membela kemerdekaan
Ketika nyawa, harus dibayar oleh darah pengorbanan
Martabat bangsa, malah dilebur menjadi abu
Lalu, bagaimana dengan nasib istri yang menjanda?
Bagi mereka, anak-anak yang terlanjur menjadi yatim dan piatu
Apa boleh aku tertawa?
Menyaksikan pemandangan bodoh yang tersaji di punuk lembu
Bagi mereka!
Bagi mereka yang menari dengan luka di badannya
Membawa, membawa segenggam harapan pada mangkuk kecil di tangannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!