lalu kau menghadirkan namanya sebagai alasan,Â
mengucilkan segalanya-mengikisku dalam matamu.
Seminggu kemudian kau datang sendiri,Â
tanpa namanyaÂ
dengan linang air mata,Â
meminta kembali namamu untuk kurindukan,Â
setalah kau campakkan segala kebaikan yang kita  sulam bertahun lamanya.
Jika bunga yang kau rangkai satu minggu,Â
bisa membakar mawar yang kurawat bertahun,Â
maka kusampiakan padamu yang membawa malu,Â
namamu sudah memusara dalam hatiku yang luka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!