Mohon tunggu...
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki Mohon Tunggu... Dosen - Hidup ini layaknya cermin, apa yang kita lalukan itulah yang nampak atau kita hasilkan

Memiliki banyak teman adalah kebahagiaan yang tak terkira. Senyum selalu dalam menjalani hidup akan memberi makna yang membekas dalam tiap bait hari-hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyulam Sendu

7 Juni 2024   02:59 Diperbarui: 7 Juni 2024   03:34 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENYULAM SENDU

____________

Apa kabarmu di sana?

Aku yang patah menunggu senyummu di sini

Di balik sendu yang selalu tersulam

Sudahkah kau tahu arti penantian?

Itu yang kurasa karena luka dusta

Menyayat hati, menyayat segala hidupku

Terpuruk dalam rindu yang sembilu

Apa kabarmu di sana yang tak peduli?

Meski hianat, tak merasa dosa yang engaku sudahi

Menyungkurkan segala perjuangan yang terajut

Merambah baru, lalu pergi selamanya

Tidakkah engaku tahu betapa sendunya?

Sirih yang engaku rambatkan di atas batu padang

Bertahan selama itu bersamamu

Kemudian kau renggut akar-akarnya seketika

Dan kau biarkan aku mengering dan mati pada rasa yang telah kupeluk

Tidakkah kau rasa?

Air yang engaku tegak hari ini bersamanya

Adalah kebecian yang engkau alirkan padaku

Melumpuhkan segala cendi cintaku yang tulus

Segalanya berubah,

Segalanya musnah

Engkau telah meninggalkan luka yang tak berdarah

Sorong, 06 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun