Mohon tunggu...
Ismail Marzuki
Ismail Marzuki Mohon Tunggu... Dosen - Hidup ini layaknya cermin, apa yang kita lalukan itulah yang nampak atau kita hasilkan

Memiliki banyak teman adalah kebahagiaan yang tak terkira. Senyum selalu dalam menjalani hidup akan memberi makna yang membekas dalam tiap bait hari-hari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi sebagai Wujud Perasaan yang Nyata

2 September 2016   06:26 Diperbarui: 2 September 2016   17:16 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak itu kagumku sudah bertalang pusara...
 Kayu telah berubah menjadi arang, dan arang menjadi abu.
 Tak ada lagi jejak cahaya di matanya..
 Yang tertinggal hanyalah bayangan kegelapan, dan jejak tak mampu ditahu.
 Asah itu telah lama hilang...
 Membuat karat pada baris tajamnya pisau harapan.

BIARKAN

BIarkan ku tulis karma rindu..
 Yang tertanam di antara sepasang harapan
 Biarkan ku ucapkan dosa rindu..
 Yang berlaku pada sepasang kehinaan
 Biarkan ku gubahkan syair penyiksaan
 Yang terlena pada sajak kebodohan...
 Biarkan ku ekspresikan ego rindu...
 Yang terpatri dalam gelombang hati paling dalam
 Biarkan....dan Biarkan ku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun