"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri."
Ayat ini adalah pengingat bahwa apa pun yang kita lakukan, kebaikan atau kejahatan, akan kembali kepada kita. Setiap perbuatan ibarat sebuah investasi. Bila kita menanam kebaikan, hasilnya adalah kebaikan pula. Sebaliknya, bila kita menanam kejahatan, buahnya akan berupa kerugian yang kita sendiri rasakan.
Allah menegaskan prinsip ini dengan firman-Nya yang lain di Surat Ar-Rahman ayat 60:
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."
Kedua ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan adalah tentang hukum sebab-akibat. Kita menuai apa yang kita tanam. Dalam bingkai ajaran Islam, ini adalah prinsip yang sangat jelas dan tidak berubah, sunnatullah yang menjadi pedoman hidup manusia.
Kebaikan sebagai Investasi Terbaik
Bayangkan Anda sedang menanam benih di ladang. Jika Anda memilih benih yang berkualitas, merawatnya dengan teratur, dan memberikan pupuk terbaik, hasilnya tentu akan memuaskan. Begitu pula dengan kebaikan. Ketika kita melakukan sesuatu yang baik, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang lain, tetapi juga kembali kepada diri kita sendiri.
Kebaikan tidak hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi tabungan untuk akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa melakukan kebaikan kepada saudaranya, maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim).
Misalnya, saat kita bersedekah kepada orang yang membutuhkan, bukan hanya mereka yang merasakan manfaatnya. Kita pun merasakan kebahagiaan yang tak ternilai. Allah melipatgandakan pahala sedekah kita dan sering kali membalasnya dengan keberkahan rezeki yang tidak kita duga.
Kejahatan: Kerugian yang Kembali kepada Diri Sendiri
Sebaliknya, ketika seseorang memilih jalan kejahatan, dia sedang menanam benih yang buruk. Kerugian akibat perbuatan itu mungkin tidak langsung terasa, tetapi pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sabdanya:
"Barangsiapa yang memudahkan orang lain dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Tetapi barang siapa yang mempersulit, maka Allah akan mempersulit urusannya." (HR. Abu Dawud).
Kejahatan tidak hanya melukai orang lain, tetapi juga melukai jiwa pelakunya. Hidup yang penuh dengan kebencian, kebohongan, dan kejahatan hanya akan berujung pada kehancuran. Bahkan jika kejahatan itu tidak terungkap di dunia, balasannya tetap menanti di akhirat.