Bagi sebagian orang Indonesia, ikigai mungkin tercermin dalam pekerjaan atau usaha kecil yang mereka cintai, seperti bertani, berdagang, atau kerajinan tangan. Bagi yang lain, kontribusi kepada masyarakat bisa menjadi sumber makna, baik melalui kegiatan sosial, organisasi keagamaan, atau gotong royong. Ini menunjukkan bahwa penerapan ikigai tidak selalu membutuhkan latar belakang ekonomi yang kuat, melainkan kesadaran untuk menemukan makna dalam apa yang dilakukan, sekecil apa pun itu.
Namun, tantangan dalam menerapkan ikigai di Indonesia adalah masalah ekonomi dan akses terhadap pekerjaan yang memadai.
Dalam konteks ini, penerapan ikigai harus disesuaikan dengan realitas lokal. Meskipun tidak semua orang dapat dengan mudah menyeimbangkan keempat elemen ikigai, banyak orang Indonesia yang telah menemukan kepuasan hidup dengan berfokus pada nilai-nilai spiritual, keterlibatan sosial, dan ketekunan dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai kesimpulan, menerapkan konsep hidup ikigai di Indonesia sangat mungkin dilakukan. Meskipun tantangan ekonomi bisa menjadi hambatan, nilai-nilai ikigai seperti menemukan kebahagiaan dalam hal kecil dan berkontribusi pada komunitas sudah tertanam dalam budaya Indonesia. Dengan pendekatan yang tepat, ikigai dapat menjadi inspirasi untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan seimbang di tengah perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H