Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahagia dengan yang Ada

8 Oktober 2024   06:59 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri, drawn by ai

Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, tetapi kekayaan (sebenarnya) adalah kekayaan jiwa." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Ini berarti, seseorang yang memiliki hati yang kaya dengan rasa syukur dan puas adalah orang yang benar-benar kaya, meskipun secara materi mungkin tidak memiliki banyak.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bahwa banyak orang yang memiliki kekayaan melimpah, tetapi masih merasa kurang dan tidak bahagia. Mereka terus-menerus mengejar lebih banyak kekayaan tanpa pernah merasa puas. 

Di sisi lain, ada orang-orang yang hidup sederhana namun selalu tersenyum, menikmati apa yang mereka miliki, dan menjalani hidup dengan hati yang tenang. Orang-orang seperti inilah yang sesungguhnya lebih kaya, karena mereka memiliki kekayaan hati yang tak tergantikan oleh materi.

Dalil Al-Quran Tentang Syukur

Al-Quran juga menegaskan pentingnya sikap syukur dalam hidup. Dalam Surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." 

Ayat ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa rasa syukur adalah pintu keberkahan. Ketika kita bersyukur atas apa yang ada, Allah akan menambah nikmat-Nya, baik berupa ketenangan hati, rezeki yang cukup, maupun kebahagiaan batin.

Sebaliknya, ketika kita selalu merasa kurang, meskipun Allah sudah memberikan banyak nikmat, kita justru akan kehilangan ketenangan dan selalu merasa gelisah. Inilah azab batin yang dirasakan oleh mereka yang tidak bersyukur, karena hati mereka tidak pernah tenang.

Rela dengan Ketentuan Allah

Kunci dari sikap rela atau qana'ah adalah menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada. Ini bukan berarti kita tidak boleh bercita-cita tinggi atau berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, yang ditekankan adalah sikap hati kita ketika hasil yang kita peroleh tidak sesuai dengan harapan. Jika kita bisa ikhlas menerima ketentuan Allah, maka kita akan terhindar dari rasa kecewa yang berlebihan.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Ayat ini menegaskan bahwa setiap ujian atau ketentuan yang Allah berikan pasti sesuai dengan kemampuan kita. Ketika kita rela dengan apa yang Allah tetapkan, baik itu rezeki, cobaan, maupun segala hal yang terjadi dalam hidup, kita akan menemukan ketenangan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun