Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahagia dengan yang Ada

8 Oktober 2024   06:59 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada, maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan."

Kalimat di atas adalah salah satu dari ratusan nasihat Imam Syafi'i yang perlu kita renungkan dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Di tengah kehidupan yang sering diwarnai ambisi dan keinginan memiliki lebih banyak, Imam Syafi'i mengingatkan kita bahwa kebahagiaan dan kedamaian jiwa justru ditemukan ketika kita merasa cukup dan rela dengan apa yang sudah kita miliki.

Kunci Ketenangan Batin

Rela dengan apa yang ada, atau dalam istilah lain disebut dengan "qana'ah," merupakan sikap mental yang penuh penerimaan terhadap rezeki yang telah Allah berikan. 

Ini bukan berarti kita tidak perlu berusaha atau berhenti bermimpi untuk hidup yang lebih baik, melainkan lebih pada bagaimana kita menyikapi hasil dari usaha kita. 

Ketika kita menerima apa yang kita dapatkan dengan lapang dada, kita akan menemukan ketenangan hati. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak selalu memandang ke atas, kepada mereka yang memiliki lebih banyak, karena hal itu dapat menimbulkan rasa iri dan kurang bersyukur. Sebaliknya, dengan memandang kepada mereka yang lebih sedikit, kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat yang ada dan merasa cukup. Sikap ini akan membebaskan kita dari perasaan gelisah dan tidak puas.

Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Kebahagiaan sejati tidak diukur dari seberapa besar harta yang kita miliki, tetapi dari seberapa dalam kita mampu mensyukuri dan merasa cukup dengan apa yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun