Saat politik bergelombang tidak menentu, kehidupan sehari-hari pun terguncang. Krisis politik bukan hanya soal perdebatan di panggung pemerintahan, di ruang siding dewan, atau berita yang muncul di media. Ia merembet ke piring makan kita, ke dompet yang semakin tipis, dan ke rencana masa depan yang tiba-tiba terganggu. Ketika ekonomi terperosok karena ketidakstabilan politik, masyarakat harus berhadapan dengan kenyataan yang tak bisa diabaikan: penghasilan yang stagnan, harga-harga yang melambung, dan ketidakpastian yang menghantui setiap langkah. Tapi di tengah situasi yang penuh tantangan itu, kita sebenarnya masih punya kendali. Mengurangi pengeluaran dan menambah penghasilan bukan hanya solusi, tapi juga strategi bertahan hidup. Bagaimana caranya? Temukan jawabannya di sini.
Mengurangi Pengeluaran
Hal pertama yang paling mudah dan bisa dilakukan secepatnya adalah mengurangi pengeluaran. Mengurangi pengeluaran bukan berarti hidup dalam kekurangan, tetapi lebih kepada mengatur hidup dengan penuh kesadaran dan menentukan prioritas.
Supaya langkah mengurangi pengeluaran berjalan efektif dan tidak membuat hidup kita terganggu, berikut cara-cara yang disarankan untuk dilakukan.
Melihat Kembali Catatan Pengeluaran Harian
Mulai hari ini -- ini kalua Anda memang tidak melakukannya selama ini -- catat semua pengeluaran Anda setiap hari. Bila perlu kelompokkan menjadi pengeluaran harian, mingguan, hingga bulanan. Dari catatan tersebut, pilihlah pengeluaran yang sebenarnya tidak penting atau tidak Anda butuhkan. Seperti langganan streaming yang jarang dipakai, makan di luar terlalu sering, atau kebiasaan membeli kopi mahal setiap hari.
Dengan meniadakan pengeluaran-pengeluaran tersebut Anda akan berhemat. Sebagai contoh, jika biasanya Anda menghabiskan Rp50.000 setiap hari untuk kopi, Anda dapat menghemat sekitar Rp1,5 juta setiap bulannya. Begitupun dengan berhenti langganan streaming, dan lain-lain.
Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Langkah ini lebih ke memilih prioritas. Sangat penting untuk bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Dengan fokus pada kebutuhan dasar seperti makan, tempat tinggal, kesehatan, dan Pendidikan, dan menunda yang sifatnya tersier, seperti beli gadget baru atau berwisata bulalan, Anda akan berhemat dan terhindar dari kesulitan ekonomi.
Berhemat dengan Bijak
Berhemat tidak berarti mengorbankan kualitas hidup sepenuhnya. Ada banyak cara untuk tetap hidup nyaman dengan pengeluaran yang lebih rendah. Misalnya, berbelanja di pasar tradisional dibandingkan supermarket besar, memanfaatkan diskon dan promosi, serta membandingkan harga sebelum membeli barang. Dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan, setiap rupiah yang dihemat adalah langkah maju menuju stabilitas keuangan.
Menambah Penghasilan
Langkah kedua, setelah berhasil mengurangi pengeluaran, adalah mencari cara untuk menambah penghasilan. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih keras, tetapi juga bekerja lebih cerdas dengan memanfaatkan semua sumber daya yang Anda miliki. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menambah penghasilan.
Manfaatkan Keterampilan dan Hobi
Keterampilan dan hobi yang selama ini mungkin hanya menjadi kegiatan sampingan bisa diubah menjadi sumber penghasilan. Misalnya, jika Anda memiliki keterampilan di bidang desain grafis, menulis, atau fotografi, Anda bisa mulai menawarkan jasa freelance, atau menjadi content creator. Hobi seperti memasak atau membuat kerajinan tangan juga bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Di era digital saat ini, membuka toko online untuk menjual produk buatan sendiri menjadi lebih mudah dengan berbagai platform e-commerce yang ada.
Membangun Bisnis Sampingan
Memulai bisnis sampingan bisa menjadi solusi untuk menambah penghasilan. Bisnis sampingan tidak harus besar, cukup misalnya menjadi reseller atau dropshiper dari produk orang lain, juga membuka kursus atau pelatihan dari keterampilan yang Anda miliki, bisa memberikan tambahan penghasilan yang signifikan. Namun, penting untuk memastikan bahwa bisnis ini tidak mengganggu pekerjaan utama Anda.
Memanfaatkan Aset yang Dimiliki
Selain keterampilan, aset yang Anda miliki juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Misalnya, menyewakan kamar kosong di rumah Anda, atau menyewakan kendaraan pribadi ketika tidak digunakan. Anda juga bisa menjual barang-barang yang tidak terpakai tetapi masih memiliki nilai jual tinggi, seperti elektronik, peralatan rumah tangga, atau pakaian bermerek. Hal ini sejalan dengan nasihat pakar keuangan Suze Orman yang mengatakan, "You have to stand up to your financial responsibilities; what you owe to yourself."
Idealnya, kedua langkah tersebut dapat dilakukan bersamaan, Anda akan merasakan perubahan kondisi keuangan yang signifikan. Namun, kalau tidak memungkinkan, pilihan terbaik adalah mengurangi pengeluaran. Mengapa?
Mengurangi pengeluaran memberikan dampak langsung pada anggaran rumah tangga. Dengan memotong biaya-biaya yang tidak perlu, Anda bisa segera merasakan peningkatan dalam cash flow tanpa perlu tambahan usaha atau waktu. Selain itu, mengurangi pengeluaran tidak memerlukan risiko tambahan seperti yang sering terkait dengan menambah penghasilan, seperti memulai bisnis baru atau investasi yang tidak pasti. Ini adalah langkah yang aman dan praktis, terutama ketika kondisi ekonomi sedang tidak menentu.
Dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi akibat gejolak politik, penting bagi setiap individu untuk menjadi cerdas secara finansial. Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan menambah penghasilan adalah langkah awal yang efektif. Dengan kombinasi strategi ini, Anda dapat memperkuat ketahanan finansial Anda dan memastikan bahwa Anda mampu mengatasi masa-masa sulit, serta siap untuk memanfaatkan peluang ketika keadaan membaik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Charles Darwin, "It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." Fleksibilitas dan respons cepat terhadap perubahan adalah kunci untuk bertahan dan berkembang dalam kondisi apapun.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H