Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mensinergikan Pendidikan Formal dan Nonformal

9 Juli 2024   13:39 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kabarpendidikan

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan anak-anak kita. Saat ini sudah mulai ramai dibicarakan, apakah pendidikan formal saat ini sudah cukup memenuhinya? Dan sudah muncul pula wacana untuk memberikan tempat pada pendidikan nonformal.

Pendidikan formal, yang mencakup sekolah-sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, telah lama menjadi tulang punggung sistem pendidikan kita. Pendidikan formal menawarkan struktur yang jelas, kurikulum yang terstandarisasi, dan penilaian akademis yang terukur. Hal ini memberikan dasar-dasar pengetahuan yang esensial seperti matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, dan sejarah.

Namun, meskipun pendidikan formal telah memberikan banyak manfaat, ada kekhawatiran bahwa pendekatan yang terlalu terpaku pada kurikulum dan penilaian akademis dapat membuat anak-anak kehilangan karakter alami mereka. Penilaian yang berfokus pada angka dan nilai ujian sering kali membuat anak-anak tertekan dan kurang termotivasi untuk belajar dengan cara yang lebih kreatif dan eksploratif.

Sementara pendidikan nonformal yang mencakup berbagai bentuk pembelajaran di luar lingkungan sekolah formal, seperti kursus keterampilan, klub sains, kursus seni atau olahraga, dan sebagainya, sering kali lebih fleksibel dan responsif terhadap minat dan kebutuhan individu anak-anak.

Para ahli pendidikan seperti Peter Jarvis dan Malcolm Knowles telah lama mengakui pentingnya pendidikan nonformal. Jarvis, dalam bukunya "Adult Education and Lifelong Learning," menekankan bahwa pendidikan nonformal memainkan peran kunci dalam pembelajaran seumur hidup dan pengembangan keterampilan praktis. Sementara itu, Malcolm Knowles, dengan konsep andragoginya, menyoroti bahwa pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan relevan dengan pengalaman hidup mereka.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam jurnal "Educational Research Review" juga menunjukkan bahwa program pendidikan nonformal yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan nonkognitif siswa. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang terlibat dalam kegiatan nonformal cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, tingkat motivasi yang lebih tinggi, dan prestasi akademis yang lebih baik.

Kendala yang dihadapi orangtua dengan pendidikan nonformal ini biasanya biaya yang tidak sedikit dan waktu luang anak. Sudah bukan rahasia kalau ada kursus -- seni, keterampilan, atau olahraga -- yang biayanya mahal. Sehingga perlu pendidikan nonformal alternatif dan bisa dijangkau semua lapisan masyarakat.

                  

Bentuk pendidikan nonformal yang paling sederhana, dan sangat memungkinan diadakan di wilayah terendah (lingkungan RT) adalah taman baca. Di taman baca, misalnya, anak-anak dapat membaca buku yang mereka sukai. Dapat dipadukan dengan pelatihan menulis, misalnya dengan menuliskan kembali cerita dari buku yang dibaca. Juga keterampilan berbicara dapat dilatih dengan diadakan kegiatan menceritakan di depan anak-anak yang lain, dari buku yang dibaca. Selain itu semua, kedatangan anak-anak ke taman baca juga dapat mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis mereka.

Solusi lain untuk menghindari tingginya biaya pendidikan nonformal adalah dengan mensinergikan pendidikan formal dan pendidikan nonformal, karena kedua bentuk pendidikan tersebut memiliki kelebihan masing-masing yang, jika digabungkan, dapat memberikan manfaat yang lebih besar.

Memperbaiki pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah yang selama ini sering menjadi tempat yang tidak menarik, dapat diubah cara mengelolanya. Misalnya dengan mengadakan program-program menarik seperti klub buku, sesi mendongeng, atau lomba menulis cerita, sehingga perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan dan mengundang minat anak-anak.

Mengadopsi Metode Pembelajaran Aktif

Metode pembelajaran aktif, yang sering kali digunakan dalam pendidikan nonformal, dapat diadopsi ke dalam kelas formal. Pendekatan ini melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar melalui diskusi, proyek kolaboratif, dan eksperimen. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi penerima pasif informasi tetapi juga peserta aktif dalam pembelajaran mereka.

Misalnya, pendidikan sains di sekolah dipraktikkan di kegiatan nonformal berupa proyek sains di klub sains. Pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka melihat relevansi antara teori dan praktik. Menurut Dr. Sugata Mitra, seorang profesor pendidikan yang terkenal dengan eksperimen Hole in the Wall, anak-anak dapat belajar sendiri jika diberikan lingkungan yang mendukung dan sarana yang tepat.

Kolaborasi antara Guru, Orang Tua, dan Komunitas

Pendidikan yang efektif memerlukan kerjasama antara guru, orang tua, dan komunitas. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mengenali minat dan bakat anak-anak, serta menyediakan dukungan yang diperlukan. Komunitas lokal juga dapat terlibat dalam menyediakan sumber daya dan kesempatan belajar nonformal, seperti taman baca atau program mentorship.

Sebagai kesimpulan, pendidikan formal dan nonformal masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendidikan formal memberikan struktur dan dasar pengetahuan yang penting, sementara pendidikan nonformal menawarkan fleksibilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas serta keterampilan hidup. Dengan menciptakan sinergi antara keduanya, kita dapat memberikan pendidikan yang lebih holistik dan bermakna bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun