Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Masa Lalu

22 Juni 2024   12:31 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam berikutnya, Nick dan Sarah menyusup ke lembaga penelitian yang dijaga ketat. Mereka memasuki gedung melalui saluran pembuangan dan berhasil mencapai laboratorium yang menyimpan teknologi kontrol pikiran. Nick hampir menyelesaikan misinya ketika alarm berbunyi, keberadaan mereka telah terdeteksi.

"Cepat, Nick! Kita tak punya banyak waktu!" bisik Sarah, memperingatkan bahaya yang mendekat.

Nick dengan cepat mengunduh data yang dibutuhkan Victor, tetapi menyadari bahwa ini belum berakhir. Hatinya berat untuk menyerahkan teknologi berbahaya itu pada Victor. Merelakan data itu berarti memberi Victor kekuatan besar, sebaliknya, kehilangan data berartikan nyawa Emily yang terancam.

Dengan data di tangan, Nick dan Sarah melarikan diri dari gedung tersebut setelah menghadapi pertempuran sengit dengan para penjaga. Tepat sebelum keluar, Nick mengambil keputusan vital. "Kita harus mencari Emily dulu. Aku tahu dia ada di tempat persembunyian Victor," ujar Nick.

Nick dan Sarah mengikuti petunjuk terakhir yang diperolehnya dari lokasi persembunyian Victor. Mereka mencapai sebuah bunker tersembunyi di pinggiran kota yang digunakan Victor sebagai basis operasinya. Di dalam bunker itu, pertempuran besar terjadi. Nick menghadapi musuh-musuh lama dan melaju ke ruang pusat di mana Emily disekap.

Victor berdiri di sana, menunggu Nick dengan ekspresi kemenangan. "Kau benar-benar datang, Nick. Seperti yang kuduga."

Nick maju dengan hati yang dipenuhi kemarahan. "Ini sudah cukup, Victor! Lepaskan Emily."

Victor mengangkat bahu. "Kau tahu, Nick, kau tak pernah bisa benar-benar lepas dari dunia kita. Tapi kali ini, kau kalah."

Pertarungan fisik dengan Victor berlangsung dengan seru, jual-beli pukulan dan tendangan terjadi, menunjukkan keahlian lama Nick yang muncul kembali. Dengan bantuan Sarah, mereka akhirnya melumpuhkan Victor dan menyelamatkan Emily. Air mata mengalir di mata Emily saat dia merangkul ayahnya.

"Kau datang menyelamatkanku," kata Emily terisak.

Nick memeluk Emily dengan kekuatan baru. "Tentu saja, sayang. Kau milik ayah satu-satunya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun