Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

8 Pelajaran yang Penting Diketahui dari Perang Uhud

27 Februari 2024   14:31 Diperbarui: 27 Februari 2024   14:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tentang Perang Uhud. Kalau artikel kemarin tentang 8 fakta yang terjadi pada Perang Uhud, artikel kali ini tentang 8 pelajaran penting dari peristiwa Perang Uhud.

Perang Uhud adalah peperangan kedua yang terjadi antara pasukan Muslim melawan pasukan kafir Quraisy. Perang Uhud berlangsung pada 15 Syawal, tahun ketiga Hijriah, atau sekitar Maret 625 Masehi. Dinamakan Perang Uhud karena pertempuran terjadi di wilayah perbukitan Uhud.

Perang Uhud ini merupakan kelanjutan dari Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadan 2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi. Saat Perang Badar, kaum Quraisy bisa dikalahkan oleh kaum muslim. Sehingga Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kaum Quraisy.

Kekalahan di Perang Badar itu dirasakan orang-orang Quraisy sangat menyakitkan. Karena mereka kalah bukan hanya dari segi fisik maupun materi, tetapi juga mental.

Untuk menuntaskan dendamnya, Quraisy membawa sebanyak-banyaknya pasukan dengan persenjataan lengkap, mereka merasa jemawa. Dalam perhitungan mereka, pasukan Muslim yang jumlahnya hanya sedikit akan kalah dalam sekali serang.

Namun, kenyataan berbicara sebaliknya. Untuk kedua kalinya mereka mengalami kekalahan. Untuk kedua kalinya pula harga diri mereka jatuh serendah-rendahnya. Mereka dikenal sebagai kaum yang jago perang, tetapi kalah oleh pasukan kecil yang tidak membawa persenjataan untuk perang.

Banyak pelajaran yang kita dapat dari kisah Perang Uhud. Sangat penting mengetahui pelajaran-pelajaran tersebut. Beberapa pelajaran tersebut adalah:

  • Menjaga rahasia
  • Musyawarah
  • Jumlah pasukan
  • Rasulullah memimpin langsung peperangan
  • Bukti adanya orang-orang munafik
  • Pembangkangan pada instruksi Rasulullah dan akibatnya
  • Syahidnya Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Pasukan Muslim membalikkan keadaan

Menjaga Rahasia

Rasulullah SAW mendapat informasi dari pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib yang masih tinggal di Makkah (tidak ikut berhijrah), bahwa orang-orang Quraisy sedang memobilisasi pasukan untuk menyerang Madinah.

Rasulullah memerintahkan untuk merahasiakan informasi tersebut. Tindakan yang diambil Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa pentingnya menyembunyikan sesuatu yang apabila disebarkan beritanya akan berdampak negatif sehingga diketahui oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Musyawarah

Menanggapi informasi dari Abbas bin Abdul Muthalib, terjadi perbedaan pendapat antara Rasulullah SAW dengan beberapa sahabat mengenai lokasi yang dipilih untuk menyambut pasukan Quraisy.

Rasulullah SAW menginginkan menunggu di kota Madinah dan melancarkan perang kota. Namun, beberapa sahabat - terutama dari kalangan pemuda - menginginkan berperang di luar wilayah kota Madinah. Maka musyawarah pun dilakukan, dengan keputusan akhir menyambut pasukan Quraisy di bukit Uhud.

Jumlah Pasukan

Dalam perang Uhud ini pasukan Quraisy -- dikomandani langsung oleh Abu Sofyan -- berjumlah tiga ribu orang, yang terdiri dari 200 pasukan berkuda, 700 pasukan berkendaraan unta, sisanya adalah pasukan pejalan kaki (infanteri), dan pasukan pemanah.

Sementara pasukan Muslim berjumlah 700 orang infanteri, 50 pemanah dan 4 penunggang kuda.

Rasulullah SAW Memimpin Perang

Sebagaimana di Perang Badar, di Perang Uhud pun Rasulullah SAW memimpin langsung pasukan Muslim. Ini menunjukkan selain sebagai Rasulullah, utusan Allah SWT, beliau pun menempatkan diri sebagai komandan perang, dan turun langsung ke medan perang.

Sudah seharusnya para pemimpin organisasi -- apapun bentuknya -- harus mencontoh pada Rasulullah SAW untuk berdiri paling depan dalam segala hal.

Bukti Adanya Orang-Orang Munafik

Semula pasukan Muslim yang berangkat dari Madinah berjumlah seribu orang. Namun, di tengah perjalanan 300 orang melakukan desersi, keluar dari pasukan dan kembali ke Madinah.

Ke-300 orang tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Ubay. Mereka -- orang-orang munafik -- sengaja melakukan itu supaya mental pasukan Muslim jatuh. Karena mereka mengharapkan Rasulullah SAW dan pasukannya mengalami kekalahan.

Peristiwa tersebut dijelaskan dalam al-Quran,

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya." (QS. Ali Imran: 179)

Pembangkangan pada instruksi Rasulullah dan akibatnya

Melihat kondisi medan perang, Rasulullah SAW menempatkan 50 orang pasukan pemanah -- dipimpin oleh Abdullah bin Jubair -- di atas bukit, menjaga kalau-kalau ada pasukan Quraisy yang menyerang dari belakang barisan Muslim.

Rasulullah SAW berpedan kepada pasukan pemanah itu untuk jangan turun, apapun yang terjadi. Namun, Saat peperangan mulai berlangsung, dan pasukan Muslim berhasil melumpuhkan sebagian tentara Quraisy. Kaum kafir Quraisy pun berlarian dan meninggalkan sebagian harta benda mereka di medan perang.

Melihat pasukan Quraisy berlari mundur, pasukan pemanah yang berada di atas bukit menganggap perang telah usai dengan kemenangan di pihak Muslim. Mereka pun turun, mengabaikan pesan (perintah) Rasulullah SAW.

Melihat pasukan pemanah turun, posisi di belakang pasukan Muslim pun kosong, tidak terjaga. Kondisi ini dimanfaatkan pasukan kavaleri (berkuda) Quraisy di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Mereka pun menyerang pasukan Muslim dari belakang.

Serangan tiba-tiba pasukan Quraisy itu menyebabkan kepanikan di barisan pasukan Muslim. Pasukan Quraisy yang tadinya mundur pun kembali berbalik menyerang. Kondisi ini menyebabkan beberapa sahabat syahid (meninggal). bahkan Rasulullah SAW pun terluka karena mendapat serangan. Beberapa gigi beliau dikabarkan tanggal terkena pecahan baju besinya yang terkena tombak musuh.

Syahidnya Hamzah bin Abdul Muthalib

Salah satu sahabat yang syahid, adalah paman Rasulullah SAW, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Kematian Hamzah bin Abdul Muthalib sangat tragis. Tubuh Hamzah dikoyak dengan pisau oleh Hindun binti Utbah, yang kemudian dia mengambil jantung Hamzah dan memakannya langsung. Hindun berbuat demikian karena dendam atas kematian ayah, saudara, dan pamannya di perang Badar.

Pasukan Muslim membalikkan keadaan

Walaupun terdesak saat pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid menyerang, pasukan Muslim berhasil melawan dan membalikkan keadaan. Pasukan Quraisy pun mundur kembali ke Mekah.

Meskipun pasukan Muslim mengalami kerugian besar dalam perang ini, tetapi boleh dikatakan perang Uhud dimenangkan oleh pasukan Muslim. Setelah kemenangan ini, eksistensi kaum Muslimin di Jazirah Arabia pun semakin diperhitungkan.

Sebagaimana perang Badar, dalam peristiwa perang Uhud pun banyak hikmah (pelajaran) yang harus diketahui oleh setiap Muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun