Tersentak Rasulullah mendengarnya, begitupun para sahabat. Mereka bahkan menunjukkan roman muka kaget, kesal, dan marah. Namun, Rasulullah segera tersenyum.
Rasulullah lalu memegang pundak si Pemuda lalu berkata, "Baiklah. Apakah engkau masih memiliki ibu?"
"Masih, ya Rasulullah."
"Apakah engkau juga memiliki adik, kakak, atau keponakan perempuan?"
"Punya, ya Rasulullah." Si Pemuda menjawab dengan mimik muka bingung, mengapa Rasulullah menanyakan itu semua.
"Begini ..., bagaimana sekiranya kalau ada orang yang berzina dengan ibumu. Apakah engkau senang?" Rasulullah menatap wajah di pemuda.
Si Pemuda sejenak terdiam, lalu menjawab, "Tentu saja tidak, ya Rasulullah."
"Lalu, kalau kakak, adik, atau keponakanmu yang perempuan itu ada yang menzinahi. Apakah engkau juga akan senang?"
Si Pemuda menatap wajah Rasulullah, menunjukkan rona tidak senang. "Tentu saja tidak, ya Rasulullah," katanya dengan nada tinggi.
Rasulullah tersenyum. "Begitupun orang-orang yang dekat dengan wanita yang engkau zinahi. Mereka tentu tidak akan senang."
Si Pemuda kaget mendengarnya. Beberapa jenak dia termenung. Kemudian berkata, "Ya Rasulullah. Saya akan masuk Islam dan saya berjanji tidak akan berzinah."