Setiap menjelang pemilihan umum (Pemilu), wacana politik identitas selalu mencuat dan mengundang perhatian sekaligus perdebatan. Tak terkecuali menjelang Pemilu 2024. Khususnya mereka yang terlibat - langsung maupun tidak langsung - dalam Pelaksanaan Pemilu 2024, seperti Partai Politik (Parpol), tim sukses Parpol atau Capres (calon presiden), relawan Capres, maupun hanya sekadar simpatisan.
Politik identitas selalu menjadi perdebatan karena ia muncul sebagai akibat dari kompleksitas hubungan antara individu, kelompok, dan masyarakat yang semakin berkembang. Karena politik identitas mencakup sejumlah aspek yang saling terkait, seperti etnis, agama, gender, orientasi seksual, kelas sosial, dan banyak lagi.
Apakah politik identitas itu sebuah ancaman atau justru harapan untuk hidup yang lebih demokratis?
Itulah pentingnya kita memahami pengertian politik identitas.
Pengertian Politik Identitas
Politik identitas merujuk pada upaya individu atau kelompok dalam mencari identitas bersama berdasarkan atribut-atribut tertentu. Atribut-atribut tersebut mencakup karakteristik sosial seperti etnis, agama, bahasa, budaya, gender, orientasi seksual, dan faktor-faktor lain yang membedakan satu kelompok dari kelompok yang lain.
Politik identitas sebenarnya bukanlah fenomena baru, karena telah ada sejak zaman dahulu kala dalam berbagai bentuk dan tingkat kompleksitas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, isu-isu identitas semakin tumbuh dan mempengaruhi interaksi sosial dan politik antar warga negara.
Untuk memahami pengertian politik identitas, sudah seharusnya memahami juga aspek-aspek yang dijadikan acuan identitas tersebut. Berikut aspek-aspek tersebut,
Etnisitas dan Budaya
Etnisitas dan budaya memainkan peran kunci dalam politik identitas. Kelompok etnis sering kali bersatu berdasarkan sejarah, bahasa, dan warisan budaya yang sama. Mereka mencari cara-cara untuk memelihara dan melindungi identitas mereka dalam konteks sosial dan politik.