Pertanyaan Gibran tentang SGIE tidak tepat, kalau tidak ingin disebut salah. Gibran bertanya, "Bagaimana langkah menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?"
SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy. SGIE adalah report. Mungkin (seharusnya) yang ditanyakan Gibran adalah GIEI atau Global Islamic Economy Indicator. Jadi, yang perlu dinaikkan itu indikator, GIEI. SGIE hanya report tentang GIEI.
Ini seperti pertanyaan tentang indeks korupsi. Salah besar kalau bertanya, "Bagaiamana meningkatkan GCR Indonesia?" karena GCR itu Global Corruption Report. Padahal seharusnya 'Bagaimana menaikan peringkat CPI (Corruption Perceptions Index)'
Sepertinya Gibran selain tidak hafal kepanjangannya, juga tidak tahu esensi persoalan yang ditanyakan.
Pertanyaan Muhaimin kepada Gibran
Selanjutnya cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar, bertanya (meminta) kepada cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, tips cara mendapatkan proyek-proyek besar seperti yang didapat kota Solo.
"Saya ingin Pak Gibran menyampaikan tips and trick agar bupati, wali kota, dan Pemda yang lain bisa belajar. Proyek-proyek besar bisa ada dimasukkan di Kota Solo, bagaimana caranya ini?" Demikian pertanyaan Cak Imin.
Semua pemirsa tahu arah pertanyaan Cak Imin ini, bahkan Gibran pun tahu, sehingga dia berkata, "Saya tahulah ini arah pertanyaannya ke mana."
Gibran pun menjawab secara normatif, sehingga Cak Imin kembali bertanya. Menurut Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, ada banyak proyek pemerintah yang dibangun di Solo selama Gibran menjadi wali kota. Jumlah tersebut, kata Cak Imin, lebih banyak dibandingkan kota-kota lain seperti Madiun, Cirebon, atau Tasikmalaya. "Kita ingin triknya agar akses pendanaan pembangunan bisa bersifat adil dan merata," ucap Cak Imin.
Gibran pun melanjutkan jawaban normatifnya.
Format Debat Terlalu Kaku