Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ingin Panjang Umur? Menulislah

29 Desember 2023   10:55 Diperbarui: 29 Desember 2023   11:21 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: the world of mas bagyo

"Setiap manusia mempunyai ajal maka jika ajal itu telah datang tidak bisa seorang pun dapat menundanya atau bahkan menyegerakannya."

Demikian tulisan kang Dudi Safari di tulisannya pagi ini di Kompasiana.

Bukan ingin menentang pernyataan Kang Dudi tersebut, tapi ingin menambahkan bahwa kita, manusia -- walaupun umur sudah dijatah -- sebenarnya tetap berpeluang 'hidup selamanya' alias panjang umur.

Kok bisa?
Itu mungkin pertanyaan Anda.

Bisa, lah. Salah satunya dengan menulis.

Bagaimana mungkin dengan menulis bisa memperpanjang umur?

Itu pertanyaan Anda selanjutnya, sepetinya.

Baiklah. Sebelum menjawab pertanyaan Anda itu, saya akan menyampaikan dua buah hadits.

"Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin hubungan silaturrahim." (HR. Muttafaq Alaih)

Hadits kedua, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahim dengan sesama.'' (HR Ahmad).

Apakah silaturrahim dapat merubah ketetapan Allah SWT tentang umur seseorang?

Apakah Allah Swt akan menambah umur kita?

Tentu tidak seperti itu.

Sudah dijelaskan di artikel Kang Dudi tadi, bahwa umur manusia sepenuhnya ditentukan oleh Allah Swt. Karenanya, manusia tidak bisa mengurangi atau menambah umurnya. Jika ajalnya telah tiba, maka manusia akan mati walaupun ia ingin menundanya. Sebaliknya, kalau ajalnya belum tiba, manusia tidak akan mati walaupun berusaha menyegerakan kematiannya.

Dalam surat Al-A'raf ayat ke-34, Allah SWwt berfirman,

''Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka jika telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya''.

Lalu bagaimana bisa silaturrahim dapat memperpanjang umur?

Dengan banyak silaturrahim, akan memperat hubungan baik dengan orang sudah kita kenal dan bahkan dapat menambah kenalan baru.

Dengan semakin banyak yang mengenal kita sebagai seorang baik, maka nama kita akan dikenang terus oleh mereka, walaupun kita sudah meninggal. Jadi boleh jadi jasad kita sudah dikubur, tapi nama kita tetap dikenang sepanjang masa.

Banyak sekali orang yang sudah lama meninggal, tapi namanya sampai sekarang masih dikenang. Contoh sederhana adalah para pahlawan nasional, Cut Nyak Din, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Soekarno, Agus Salim, dan lain-lain.

Dari kalangan ilmuwan juga banyak, misalnya; Einstein, Ibnu Khaldun, Thomas Alfa Edison, Ibnu Sina, dan yang lainnya. Intinya, mereka berumur panjang karena punya kontribusi yang baik, yang layak dikenang.

Nah, dengan menulis pun sangat mungkin bisa seperti itu. Menulis akan membuat kita berumur panjang. Misalnya, dengan menulis sebuah buku dan kemudian buku itu bermanfaat bagi masyarakat luas dan dijadikan rujukan.

Apalagi kalau buku itu kemudian menjadi bestseller, dan dicetak beberapa kali. Maka nama kita sebagai penulisnya akan selalu dikenang walaupun kelak kita sudah meninggal. Penulis buku akan selalu hidup, sepanjang bukunya masih dirasakan manfaatnya.

Banyak tokoh yang sampai sekarang masih dikenang karena karya yang ditulisnya. Di antaranya; buya HAMKA, ulama yang sekaligus penulis, bukunya yang terkenal adalah tafsir Al-Azhar, atau Al-Ghazali, penulis kitab Ihya Ulumuddin. Kedua tokoh tersebut sudah meninggal, tetapi sampai sekarang nama keduanya tetap hidup, karena kitab tafsirnya sampai sekarang masih dijadikan referensi.

Yang lebih fenomena lagi adalah Ibnu Katsir yang kita kenal melalui karyanya kitab tafsir Ibnu Katsir. Beliau meninggal tanggal 18 Februari 1373 atau 651 tahun yang lalu, tetapi karena tafsirnya sampai sekarang masih dijadikan referensu di seluruh dunia, nama beliau tetap 'hidup', bahkan mungkin sampai dunia ini berakhir.

Tentu kita pun dapat berumur panjang dengan menulis. Tidak perlu dengan menulis buku yang tebal. Selama buah pikiran yang kita tulis itu bermanfaat atau bisa menginspirasi pembaca, maka nama kita akan selalu dikenang. Apalagi sekarang di era internet. Untuk menulis ide-ide kita, tidak perlu dalam bentuk buku fisik.

Banyak fasilitas atau media yang dapat kita manfaatkan untuk menulis. Bisa menulis di blog pribadi, bisa dengan memanfaatkan platform/aplikasi kepenulisan, bisa di media-media sosial, atau bisa juga di grup-grup penulis, dan banyak lagi. Kelak, setelah kita tiada, selama tulisan kita di baca, maka kita hakikatnya tetap hidup.

Kita pun dapat menulis dalam bentuk eBook, kemudian membagikannya ke teman-teman kita. Jika kemudian teman-teman kita membagikannya lagi ke teman-teman mereka, maka nama kita sebagai penulisnya akan dikenal oleh banyak orang. Apabila isi eBook yang kita tulis itu dirasakan manfaatnya, maka eBook itu akan selalu dibaca. Otomatis nama kita sebagai penulis akan dikenal dan dikenang selalu.

Jadi, jika ingin panjang umur? Maka menulislah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun