Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Kebiasaan Buruk Penyebab Tidak Bahagia

8 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 8 Desember 2023   10:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakbahagiaan -- atau kesedihan -- adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami ketidakbahagiaan. Namun bagaimana jika Anda sepertinya selalu merasa tidak bahagia? Apa yang menyebabkan ketidakbahagiaan Anda?

Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketidakbahagiaan -- juga kebahagiaan -- disebabkan oleh pola hidup kita, yang disebut pola perilaku, dan pola pikiran kita, yang disebut pola kognitif. Pola perilaku dan kognitif yang berbeda menyebabkan pola emosi yang berbeda, yang merupakan bagian yang menentukan seberapa bahagia perasaan kita dari hari ke hari.

Faktanya, menjadi bahagia adalah sesuatu yang perlu Anda kembangkan setiap hari, terapkan pola yang benar dalam hidup Anda dan kemudian patuhi pola tersebut. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa pola umum yang menyebabkan orang tidak bahagia, dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.

Kita semua memiliki kebiasaan baik dan buruk. Tidak ada orang yang sempurna. Sehingga penting untuk mengidentifikasi kebiasaan atau pola perilaku mana dalam hidup Anda yang paling berkontribusi terhadap ketidakbahagiaan Anda, dan kemudian mencoba mengubahnya. 

Ada banyak pola perilaku berbeda yang dapat berdampak negatif pada kebahagiaan Anda, namun berikut adalah beberapa pola yang paling umum.

Selalu diam di rumah

Ada lebih dari satu alasan bagus untuk meninggalkan rumah. Misalnya, menghabiskan waktu di alam terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kebahagiaan.

Orang-orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di alam cenderung merasa lebih bahagia, dan penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi stres dan tekanan darah. Semuanya berkontribusi untuk menjadi lebih bahagia.

Selalu mengisolasi diri

Ada alasan bagus lainnya untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di rumah.  Manusia adalah makhluk sosial, dan ini adalah salah satu cara utama kita mengatasi stres.

Namun, hanya sekitar separuh orang Amerika yang mengalami interaksi tatap muka yang bermakna setiap hari. Di beberapa wilayah Eropa, hingga 40% orang hanya melakukan satu kali interaksi bermakna dengan teman atau keluarga per bulan.

Isolasi sosial menimbulkan perasaan kesepian dan kebosanan, yang keduanya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan yang parah.  Faktanya, sebuah artikel dari American Psychological Association menghubungkan isolasi sosial dengan konsekuensi kesehatan yang merugikan termasuk depresi, kualitas tidur yang buruk, percepatan penurunan kognitif, buruknya fungsi kardiovaskular, dan gangguan kekebalan pada setiap tahap kehidupan.

Mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berlebihan

Alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan seseorang menjadi kurang terkendali, walaupun bisa memunculkan rasa bahagia tapi hanya sementara. Dalam jangka panjang, keduanya bisa berdampak negatif pada kebahagiaan Anda.

Alkoholisme dan ketergantungan obat dapat menyebabkan beberapa konsekuensi negatif yang serius: kelelahan dan penurunan energi, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan, perasaan pesimisme, insomnia, mudah tersinggung, kehilangan nafsu makan, dan nyeri fisik.

Kurang tidur atau tidur tidak teratur

Ada banyak hal yang menunjukkan bahwa tidur penting untuk kebahagiaan Anda. Dokter merekomendasikan tidur antara 7 dan 9 jam. Jika Anda kurang tidur, otak Anda tidak dapat mengatur dirinya sendiri dengan baik, dan emosi Anda bisa menjadi liar. Sudah terbukti: orang yang cukup tidur cenderung merasa lebih bahagia.

Kurang aktivitas fisik, termasuk olahraga, dan gizi buruk

Aktivitas fisik dan nutrisi pada dasarnya terkait dengan kebahagiaan. Faktanya, sebuah penelitian dalam Clinical Journal of Sports Medicine menemukan bahwa "Orang yang tidak aktif memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk merasa tidak bahagia dibandingkan mereka yang tetap aktif."

Terakhir, dalam hal kebahagiaan, 'Anda adalah apa yang Anda makan'. Sebuah penelitian menemukan bahwa, anak-anak dengan pola makan buruk akan kurang bahagia.

Sumber: https://www.trackinghappiness.com/causes-of-unhappiness/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun