Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Matematika Rukun Iman dan Rukun Islam

6 Agustus 2023   08:23 Diperbarui: 6 Agustus 2023   08:24 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disclaimer: atikel ini ditujukan untuk pembaca Muslim.

Bagi seorang Muslim, semua yang dilakukan dalam hidupnya, selama di dunia, terangkum dalam dua rukun. Yaitu, Rukun Iman dan Rukun Islam.

Sehingga tidak aneh kedua hal tersebut selalu diajarkan sejak kecil. Baru terasa aneh, kalau ada seseorang yang mengaku Muslim tetapi tidak tahu atau tidak hafal Rukun Iman dan Rukun Islam.

Menurut fiqih, rukun adalah sesuatu yang ada dalam suatu amalan yang harus dikerjakan, yang jika ditinggalkan (tidak dikerjakan) maka amalan tersebut batal atau tidak sah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pun mendefnisikan rukun sebagai 'yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan'.

Apa yang dimaksud dengan 'Matematika Rukun Iman dan Rukun Islam'?

Sebelum menjawab, sekadar mengingatkan, yang dimaksud Rukum Iman adalah:

1. Iman kepada Allah,

2. Iman kepada para malaikat,

3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah,

Baca juga: Darurat Empati

4. Iman kepada para Nabi dan Rasul,

5. Iman kepada adanya hari akhir,

6. Iman kepada takdir

Kalau ditulis dalam formula matematika, relasi keenam rukun di atas adalah mengikuti fungsi perkalian. Dituliskannya akan seperti ini,

Allah x Malaikat x Kitab x Nabi/Rasul x Hari Akhir x Takdir = Iman

Kita tahu dalam ilmu matematika, setiap angka -- berapa pun besarnya - apabila dikalikan dengan bilangan Nol (0) maka hasilnya akan Nol.

Artinya, dari keenam rukun itu kalau ada - minimal satu - yang Nol (tidak diimani) maka hasilnya (imannya) akan Nol, alias tidak beriman.

Misalkan ada seseorang yang tidak percaya pada takdir, maka akan seperti ini,

Allah x Malaikat x Kitab x Nabi/Rasul x Hari Akhir x 0 = 0

Atau tidak percaya adanya Malaikat, akan seperti ini,

Allah x 0 x Kitab x Nabi/Rasul x Hari Akhir x Takdir = 0

Hasilnya, bukan hanya tidak beriman pada takdir atau pada malaikat, tetapi menjadi tidak beriman kepada keseluruhannya. Termasuk tidak beriman kepada Allah SWT.

Apalagi kalau yang tidak diimaninya itu ada 2, misalnya tidak percaya adanya Nabi/Rasul dan Hari Akhir, maka akan seperti ini,

Allah x Malaikat x Kitab x 0 x 0 x Takdir = 0

Jadi, untuk rukun iman yang 6, kita mutlak harus mengimani (memercayai) semuannya. Tidak boleh ada satu pun yang tidak diimani. Sebab, kalau ada yang tidak diimani (0) maka kita termasuk orang yang tidak beriman.

Bagaimana dengan Rukun Islam?

Yang dimaksud dengan Rukun Islam adalah:

1. Mengucapkan dua kalimat Syahadat,

2. Melaksanakan salat,

3. Mengeluarkan zakat,

4. Berpuasa,

5. Menunaikan ibadah haji.

Berbeda dengan Rukun Iman. Rukun Islam, dalam formula matematika, relasinya mengikuti Hukum Penjumlahan. Jadi, kalua ditulis akan seperti ini,

Syahadat + Salat + Zakat + Puasa + Haji = Islam

Kita tahu dalam ilmu matematika, setiap angka apabila ditambahkan dengan bilangan Nol (0) maka hasilnya tidak menjadi Nol (0).

Karena mengikuti fungsi penjumlahan, maka apabila ada satu atau lebih rukun yang tidak dilaksanakan, maka hasilnya tetap Islam.

Misalkan ada seorang Muslim yang belum melaksanakan ibadah Haji, maka dia tetap menjadi seorang Muslim. Kalua ditulis dalam format matematika akan seperti ini,

Syahadat + Salat + Zakat + Puasa + 0 = Islam

Bahkan kalau lebih dari satu pun yang tidak (belum) dilaksanakan, hasilnya tetap Islam. Misalkan tidak/belum membayar Zakat dan melaksanakan ibadah Haji.

Syahadat + Salat + 0 + Puasa + 0 = Islam

Dengan catatan, tidak atau belum melaksanakannya itu karena tidak atau belum mampu. Bukan karena menolak adanya lima rukun itu.

Misalnya, ada seseorang yang tidak berpuasa karena dia sakit. Maka orang tersebut masih disebut seorang Muslim. Namun, kalau dia tidak berpuasa karena menganggap perintah puasa itu mengada-ada, tidak produktif, membahayakan tubuh, sehingga dia menolak (tidak mau) puasa. Maka, dia termasuk tidak beriman, dan otomatis dianggap keluar dari Islam.

Demikian juga untuk ibadah yang lain; Salat, Zakat, dan Haji.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana dengan Syahadat? Kan, mengucapkan dua kalimat Syahadat itu syarat masuk Islam? Kalau Syahadat-nya Nol apakah masih disebut Islam?

Penjelasanya, formula Syahadat + Salat + Zakat + Puasa + Haji = Islam ini untuk kita yang terlahir dari kedua orangtua yang sudah Muslim. Karena bagi orang yang terlahir dari orangtua yang Muslim, dia otomatis menjadi Muslim. Tidak perlu lagi mengucapkan dua kalimat Syahadat sebagai bukti keislamannya.

Lain halnya kalau ada seorang non-Muslim yang ingin masuk Islam, maka dia harus mengucapkan dua kalimat Syahadat.

Lalu, kalau tetap Islam mengapa harus ada lima rukun dalam Rukun Islam?

Itu untuk menunjukkan kualitas atau kesempurnaan keislaman kita.

Misalkan, ada seorang Muslim yang salatnya masih jarang-jarang, karena malas atau sibuk bekerja, atau tidak berpuasa karena belum sanggup menahan lapar, maka dia statusnya tetap Muslim. Namun, keislamannya belum sempurna, masih melakukan sesuatu yang menyebabkannya berdosa.

Lalu bagaimana relasi antara Rukun Iman dan Rukun Islam?

Rukun Iman adalah syarat untuk menjadi seorang Muslim. Tanpa ada iman kepada keenam yang ada dalam Rukun Iman, tidak mungkin dia menjadi seorang Muslim. Sedangkan Rukun Islam adalah syarat untuk menggapai kesempurnaan sebagai seorang Muslim.

#uripwid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun