Abu Nawas mengeluarkan dua keping uang logam dari sakunya. Setelah memastikan uang logam perak yang diambilnya, dia dekatkan uang itu ke telinga orang yang pertama. Abu Nawas kemudian menggerakkan tangannya sehingga kedua uang logam itu berbunyi saling beradu. Beberapa kali Abu Nawas membunyikan uang logam itu.
"Nah, sudah. Saya sudah membayar wangi makanan yang dicium orang ini," kata Abu Nawas seraya memasukkan kembali uang itu ke sakunya.
"Bayar apa? Anda tidak menyerahkan uang itu kepadaku."
"Barusan Anda telah mendengar bunyi dari dua uang logam perak, bahkan beberapa kali. Bunyi itulah sebagai bayaran wangi makanan Anda." Abu Nawas menjelaskan.
"Tapi uangnya tidak aku terima?"
"Dia juga tidak mendapatkan makanan dari Anda." Abu Nawas berkata seraya menunjuk orang kedua.
"Sebuah keputusan yang adil. Aku menghirup wangi makananmu, dan engkau mendengar bunyi uang perak. Betul-betul adil, terima kasih Tuan." Si orang kedua berterima kasih kepada Abu Nawas dengan wajah ceria.
Si orang pertama, dengan mimik muka menunjukkan kekecewaan, berpaling dan melangkah menuju kedai makanannya tanpa berkata sepatah kata pun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI