Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membayar Wangi Makanan

7 Juni 2023   09:56 Diperbarui: 7 Juni 2023   10:02 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu Nawas mengeluarkan dua keping uang logam dari sakunya. Setelah memastikan uang logam perak yang diambilnya, dia dekatkan uang itu ke telinga orang yang pertama. Abu Nawas kemudian menggerakkan tangannya sehingga kedua uang logam itu berbunyi saling beradu. Beberapa kali Abu Nawas membunyikan uang logam itu.

"Nah, sudah. Saya sudah membayar wangi makanan yang dicium orang ini," kata Abu Nawas seraya memasukkan kembali uang itu ke sakunya.

"Bayar apa? Anda tidak menyerahkan uang itu kepadaku."

"Barusan Anda telah mendengar bunyi dari dua uang logam perak, bahkan beberapa kali. Bunyi itulah sebagai bayaran wangi makanan Anda." Abu Nawas menjelaskan.

"Tapi uangnya tidak aku terima?"

"Dia juga tidak mendapatkan makanan dari Anda." Abu Nawas berkata seraya menunjuk orang kedua.

"Sebuah keputusan yang adil. Aku menghirup wangi makananmu, dan engkau mendengar bunyi uang perak. Betul-betul adil, terima kasih Tuan." Si orang kedua berterima kasih kepada Abu Nawas dengan wajah ceria.

Si orang pertama, dengan mimik muka menunjukkan kekecewaan, berpaling dan melangkah menuju kedai makanannya tanpa berkata sepatah kata pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun