Karena bisa saja seseorang diberi rezeki banyak ahirnya malah menjadi orang yang durhaka. Seperti Qorun di zaman Nabi Musa As.
Tentang ini Allah Swt menjelaskan melalui firman-Nya:
"Seandainya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi. Akan tetapi, Dia menurunkan apa yang Dia kehendaki dengan ukuran (tertentu). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya." (QS. Asy-Syura:Â 27)
Sangat jelas dalam ayat tersebut, jika dilapangkan rezekinya, maka mereka akan berbuat melampaui batas.
Diriwayatkan Asbabun Nuzul ayat ini berkenaan dengan angan-angan Ahlush Shuffah, yakni orangorang miskin yang tinggal di Masjid Nabawi, agar diberi rezeki yang berlimpah ruah. Kemudian AllahSwt - menjawab angan-angan mereka - menegaskan bahwa Dia menurunkan rezeki kepada tiap orang sesuai kadar yang diinginkan-Nya.
Himah dari memahami ayat ini adalah, kita jangan iri dengan perolehan rezeki atau harta yang dimiliki orang lain. Serta kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita dapat dan miliki saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H