Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Nasi TO, Kuliner Khas Tasikmalaya

26 April 2023   13:07 Diperbarui: 26 April 2023   13:13 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan nasi TO lengkap dengan ayam goreng & sambal/sumber: kompas

Tema SAMBER hari ini adalah Jelajah Kuliner Nusantara. Duh, rasanya berat kalau harus menjelajah untuk merasakan sensasi kuliner nusantara, hehe ....

Saya mau nulis tentang kuliner khas daerah saja, boleh, kan?

Sudah dua puluh tahun saya jadi warga Tasikmalaya. Ternyata di Tasikmalaya banyak makanan (kuliner) yang khas. Salah satunya adalah Tutug Oncom.

Pertama kali merasakan Nasi Tutug Oncom yaitu saat pertama kali ikut ronda malam di perumahan saya tinggal, 23 tahun yang lalu. Saya pindah dari Bandung ke Tasikmalaya akhir tahun 2000.

Tutug Oncom, dikenal dengan sebutan Nasi TO. Makanya jangan heran kalau kebetulan Anda berkunjung ke Tasikmalaya, di banyak warung nasi ada tulisan 'Sedia Nasi TO'.

Tulisan 'Nasi TO' ini bahkan jadi bahan lelucon. Pernah dahulu, kata yang bercerita, ada orang Jawa jalan-jalan ke Tasikmalaya. Saat di malam hari, dia merasa lapar dan hendak makan di warung nasi.

Tapi dia kebingungan, tidak jadi makan. Saat ditanya sama temannya yang orang Tasikmalaya, "Kenapa ga jadi makan?"

Dia menjawab dengan mimik wajah bingung. "Semua warung nasi yang saya datangi cuma jual nasi, ga jual lauknya."

Tentu saja si temannya itu kaget, "Ah masa, sih?"

"Iya, semua warung nasi ada tulisannya 'Nasi TO'. Berarti, kan cuma ada nasi?" ujarnya.

Si temannya langsung tertawa, terus menjelaskan. "Itu maksudnya nasi TO, nasi tutug oncom, bukan to bahasa jawa."

Nasi TO ini sebenarnya termasuk kuliner yang naik kelas, atau naik derajat. Mengapa?

Karena dulunya, nasi TO adalah makanan masyarakat kelas bawah. Yang hanya punya nasi dan oncom.

Oncom yang berbahan kedelai merupakan makanan asli masyarakat Sunda. Oncom dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk itu, oncom menjadi lauk pauk utama masyarakat Sunda kelas menengah bawah pada tahun 1940.

Terlebih pada saat itu, harga bahan pokok, seperti beras, minyak, telor, hampir tidak terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Kemudian, masyarakat mengakali dengan mencampur oncom yang ditutug (ditumbuk) dengan nasi supaya terlihat padat dan banyak. Sehingga tanpa lauk pun nasi dengan campuran oncom itu terasa nikmat.

Nasi tutug oncom memiliki rasa yang khas. Lambat laun, nasi tutug oncom ini naik kelas dan disukai berbagai kalangan masyarakat. Sekarang, nasi tutug oncom tidak lagi hanya dijual di kios-kios sederhana, tetapi juga di rumah makan- rumah makan yang tergolong elit. Bahkan sekarang ada TO instant, untuk membuat nasi tutug oncom, tinggal mencampurkan bubuk oncom yang sudah dikeringkan.

Sekarang bahkan nasi TO diberi lauk tambahan, berupa ayam goreng, ikan asin, telur dadar, tahu goreng, tempe goreng, yang ditambah sambal goang (dadakan) dan lalapan. Nasi tutug oncom pun bukan lagi makanan kelas bawah. Sekarang harga nasi tutug oncom ada mulai Rp 10.000 hingga Rp 35.000, tergantung lauk yang dipilih, dan tergantung tempat menjualnya.

Sejumlah pengusaha jasa kuliner di Tasikmalaya makin bersemangat membangun restoran khusus nasi TO. Tak sedikit dari pengunjung datang bersama keluarga mengendarai kendaraan roda empat. Ini bisa dilihat di kawasan mulai dari Jl. Dadaha, tak jauh dari Gelanggang Olahraga (GOR) Susy Susanti, Jl. Cikalang Girang, dan juga di Jl Ampera, Kota Tasikmalaya.

Walaupun, bahan sama - nasi dan oncom - tetapi setiap warung atau rumah makan yang menjual nasi TO ini, selalu berbeda citra rasanya. Makanya, ada warung nasi TO yang selalu antri pembelinya, tapi ada juga yang biasa saja.

Urusan makanan memang kembali kepada bagaimana racikan resepnya dan siapa yang masak.

Anda belum merasakan nikmatnya nasi TO?
Mari ke Tasikmalaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun