Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mukidi dan Mie Instan

4 April 2023   14:51 Diperbarui: 4 April 2023   15:03 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Mukidi muntah/sumber: TribunPekanbaru

"Kamu pun, Nak. Harus semangat kalau puasa. Harus berusaha puasa sampai Maghrib, walaupun badan kita terasa lemes." Mukidi terus bicara, seolah merasa menjadi Pak Ustad yang suka ngisi majelis ta'lim tiap rabu sore.

"Sebagai orang yang beriman, godaan apa pun jangan sampai membuat kita batal puasa. Kita harus ... hek ... hek ...." Mukidi memegang lehernya dengan mata melotot.

"Pah ... Pah, kenapa, Pah?" Istri Mukidi kaget melihat kondisi suaminya.

Entah karena tangan kanannya menepuk dada terlalu keras, atau bicaranya terlalu cepat, leher Mukidi tercekat. Mukidi pun batuk-batuk jadinya, kedua tangannya terus memegang leher.

"Makanya kalau ngomong pelan-pelan," lanjut istrinya.

Merasa ingin muntah dan tidak tahan, Mukidi segera bangkit dan berlari ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar suara muntah-muntahnya. Sampai tiga kali terdengar oleh istri dan anaknya.

"Papah kenama, Mah?" kata anak Mukidi merasa khawatir.

Istri Mukidi tidak menjawab tetapi segera beranjak dari duduknya dan menyusul ke kamar mandi. Di kamar mandi terlihat Mukidi membungkuk-bungkukkan lehernya ke lantai kamar mandi. Istri Mukidi segera mengurut-urut bagian belakang leher Mukidi.

"Kamu itu, pah. Terlalu semangat kalau ceramah, Pake tepuk-tepuk dada segala." kata istrinya seraya memberinya handuk setelah Mukidi tidak muntah lagi dan membersihkan muka.

Keduanya lalu kembali ke ruang tamu. Mukidi berjalan pelan, istrinya sampai merasa perlu memapahnya.

"Sudah buka saja, Pah. Minum, ya?" ujar istri Mukidi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun