Kurang dari setahun lagi rakyat Indonesia akan menentukan siapa orangnya yang akan memimpin negeri ini lima tahun ke depan (2024 -- 2029). Â Walaupun dalam sistem pemerintahan kita Presiden bukanlah pemimpin yang memiliki kekuasaan mutlak, tetapi posisinya menjadi sentral dalam mengelola negara.
Oleh karenanya, setiap lima tahun, perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) selalu menyedot perhatian semua pihak. Baik rakyat biasa, birokrat, para pengamat, terutama para politisi.
Indonesia adalah negara yang luas dan jumlah penduduknya banyak, dengan beraneka ragam budaya. Untuk itu dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan memimpin (Leadership) yang mumpuni.
Tentu sangat sulit menentukan siapa pemimpin yang mumpuni itu dari beberapa kandidat yang sudah menyatakan diri siap mencalonkan jadi Presiden. Namun, kita masih bisa berharap (berdoa) semoga hasil Pilpres tahun depan itu memunculkan pemimpin yang kita inginkan.
Tidak berlebihan kalau kita, khususnya sebagai Muslim, mengharapkan pemimpin yang terpilih nanti memiliki ciri-ciri yang digambarkan dalam Al-Quran.
Salah satu sosok pemimpin yang dikisahkan dalam al-Quran adalah Zulkarnain. Cukup panjang Al-Quran menceritakan kisah Zulkarnain ini. Ada 19 ayat, dari ayat 83 sampai ayat 101 surat Al-Kahfi. Banyak hikmah atau pelajaran dari kisah Zulkarnain tersebut. Termasuk tentang kepemimpinannya (Leadership).
Hikmah atau dari sisi leadership atau kepemimpinan ini saya ambil satu ayat saja. Yaitu ayat ke-95 dan 96.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Baca juga: Nick Vujicic Manusia yang Sempurna"Dia (Zulqarnain) berkata, "Apa yang telah dikuasakan kepadaku oleh Tuhanku lebih baik (daripada apa yang kamu tawarkan). Maka, bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuatkan tembok penghalang antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi!" Hingga ketika (potongan) besi telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, "Tiuplah (api itu)!" Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu)."
Siapakah Zulkarnain?
Al-Quran tidak memberikan secara detail identitas Zulqarnain serta lokasi tinggalnya. Penjelasan dari para ulama tafsir pun berbeda-beda. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa Zulqarnain adalah seorang raja karena merujuk pada hadis yang bersumber dari Ibnu Ishaq.
At-Thabari mengutip pendapat dari Atsar sebagaimana pula yang dikutip Hifnawi dari Hamid Utsman bahwa Sayyidina Ali pernah ditanya perihal Zulqarnain, 'Apakah ia seorang nabi ataukah malaikat?' Lantas Ali bin Abi Thalib pun menjawab, "Bukan ini (nabi), dan bukan itu (malaikat), ia adalah seorang hamba yang saleh, yang menyeru kaumnya kepada Allah ta'ala."
Menurut Ibnu Katsir, Zulqrnain adalah seorang raja yang adil dan bijaksana yang telah menjelajahi bumi bagian Timur dan Barat. Ia adalah seroang beriman penyebar agama Allah, mempunyai banyak keajaiban atas kuasa Allah SWT. Ia mengajak penduduk negeri-negeri yang ditaklukkannya untuk beriman kepada Allah.
Setidaknya kita mendapatkan pelajaran ada 4 tipe kepemimpinan yang dimiliki Zulkarnain. Yaitu:
1. Kepemimpinan Visioner
Zulkarnain memiliki visi yang besar untuk membangun dinding besar yang dapat melindungi masyarakatnya dari serangan luar. Dia memiliki tujuan yang jelas dan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Kepemimpinan Visioner seperti Zulkarnain menginspirasi bawahan untuk bekerja keras dan berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama.
2. Kepemimpinan Kepahlawanan
Zulkarnain dikenal sebagai pahlawan karena keberaniannya dalam melindungi masyarakatnya dari serangan serangan luar. Sebagai seorang pemimpin, ketegasannya dalam menangani masalah dan keberaniannya dalam mengambil tindakan penting dalam situasi yang sulit, menginspirasi orang lain untuk mengikuti langkah-langkahnya. Seorang pemimpin yang mampu menunjukkan ketegasan dan keberanian dalam menghadapi tantangan, dapat menginspirasi bawahan untuk melakukannya juga.
3. Kepemimpinan Kolaboratif
Zulkarnain bekerja sama dengan masyarakatnya dalam membangun dinding besar untuk melindungi mereka dari serangan luar. Kepemimpinan kolaboratif seperti Zulkarnain, memungkinkan pemimpin untuk mendengarkan dan melibatkan semua orang dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin seperti itu juga menghargai pendapat bawahan dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan masukan mereka.
4. Kepemimpinan Inovatif
Zulkarnain menggunakan bahan-bahan yang unik dan tidak biasa dalam membangun dinding besar. Kepemimpinan inovatif seperti Zulkarnain, dapat memotivasi bawahan untuk mencari solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi. Seorang pemimpin yang mampu berpikir di luar kotak dan menggunakan cara baru dalam mengatasi masalah dapat menginspirasi bawahan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan solusi yang lebih baik.
Secara keseluruhan, kisah Zulkarnain memberikan banyak pelajaran tentang kepemimpinan. Tentu saja - karena semua ada dalam Al-Quran - apa yang kita pelajari tersebut dapat, dan harus, diaplikasikan pada berbagai jenis organisasi dan situasi bagaimanapun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI