Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perang Badar: Thecisive War (3)

22 Maret 2023   14:51 Diperbarui: 22 Maret 2023   15:02 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sosok Abdullah bin Jahsy/sumber: dunianabicom

Bab 2

Abdullah bin Jahsy

.

.

Surat yang diberikan Rasulullah SAW kepada Abdullah bin Jahsy rupanya masih menyimpan tanda tanya. Bagaimanapun, mereka merasa aneh. Beberapa pasukan Sariyyah yang telah diutus sebelum mereka, semuanya diberi petunjuk secara langsung, ke mana harus bergerak dan kafilah dagang siapa yang harus disergap.

"Apakah kau tahu maksud Rasulullah, mengapa Beliau memberi tugas pada pasukan kita melalui surat? Kenapa tidak secara langsung, seperti kepada pasukan yang dipimpin Hamzah atau yang dipimpin Ubaidah bin Harits?" tanya Suhail bin Baidha' pada Sa'ad bin Abi Waqash, seraya menaikkan perbekalan yang sudah dikemasnya ke punggung unta.

"Entahlah. Aku pun tidak mengerti. Bahkan aku pun bertanya-tanya, kenapa di ekspedisi ini Rasulullah hanya menunjuk dua belas orang saja? Padahal di ekspedisi-ekspedisi sebelumnya, pasukan yang dikirim tidak pernah kurang dari dua puluh orang?" Sa'ad bin Abi Waqash tidak menjawab, malah mempertanyakan hal lain.

"Kau ragu, dengan dua belas orang kita akan gagal dalam misi ini?"

"Saya tidak pernah meragukan keputusan Rasulullah. Justru, melihat cara Rasulullah memberi tugas dengan jumlah pasukan yang sedikit, saya merasa misi kita ini akan sukses," tegas Sa'ad bin Abi Waqash.

"Ya, Rasulullah mungkin telah mengevaluasi semua misi sebelumnya. Semua ekspedisi, termasuk yang dipimpin langsung oleh Beliau, tidak ada yang berhasil mencegat kafilah dagang Quraisy," ujar Suhail bin Baidha'.

"Termasuk penunjukkan Abdullah bin Jahsy sebagai komandan kali ini, tentu melalui pertimbangan tertentu." Utbah bin Ghazwan tiba-tiba nimbrung seraya mendekati Sa'ad bin Waqash dan membantunya menaikkan perbekalan ke unta. Utbah adalah partner satu unta dengan Sa'ad bin Abi Waqah dalam perjalanan.

"Betul! Dan aku yakin Rasulullah pasti memiliki alasan tertentu sehingga memilih Abdullah bin Jahsy untuk menjadi komandan kali ini," balas Sa'ad bin Abi Waqash.

"Ya! Bahkan sampai Rasulullah menyerahkan bendera khusus kepadanya, sebagai pemimpin pasukan. Padahal pemimpin pasukan sebelum-sebelumnya tidak pernah diberi bendera." Utbah bin Ghazwah menoleh ke arah Sa'ad bin Abi Waqash seraya mengencangkan ikatan di punggung unta.

Abdullah bin Jahsy termasuk salah seorang yang pertama menerima dakwah Rasulullah SAW, sehingga dia termasuk As-Sabiqunal Awwalun*. Abdullah bin Jahsy berusia seumuran dengan Rasulullah SAW, lahir dan tumbuh besar di Mekah. Sehingga semua peristiwa yang dialami Rasulullah SAW sebelum Beliau menerima wahyu dia pun menyaksikannya. Maka, saat mendengar Rasulullah SAW menerima wahyu, dia merasa tak perlu berlama-lama untuk menyambut seruannya. Bahkan dia pun aktif mengajak dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuannya untuk masuk Islam.

Abdullah bin Jahsy sebenarnya masih ada kekerabatan dengan Rasulullah SAW. Abdullah adalah saudara sepupu Rasulullah SAW, karena ibunya yang bernama Umaimah binti Abdul Muthalib adalah adik dari ayah Rasulullah, Abdullah bin Abdul Muthalib. Bahkan kemudian dia menjadi saudara ipar Rasulullah SAW, karena Rasulullah SAW menikahi adik dari Abdullah, yaitu Zainab binti Jahsy.

Ketaatan Abdullah bin Jahsy kepada Rasulullah SAW pun dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam hijrah ke Habasyah. Saat intimidasi yang dilakukan kaum Quraisy semakin menjadi. Begitupun saat Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk hijrah ke Yatsrib. Abdullah bin Jahsy adalah orang kedua yang hijrah setelah Abu Salamah.

Jadi, di mata mereka, saat Rasulullah SAW menunjuk Abdullah bin Jahsy untuk menjadi komandan mereka, tidak ada yang perlu diragukan. Mereka semua tahu kualitas Abdullah bin Jahsy. Apalagi kemudian kaum Muslimin menggelarinya Amirul Mukminin*, setelah Rasulullah menyerahkan bendera Islam saat menunjuknya sebagai pemimpin pasukan Sariyyah. Sehingga mereka tidak gamang menyambut ajakannya ke Nikhlah untuk mencegat kafilah dagang Quraisy. Walaupun kesempatan untuk tidak ikut ada.

Beberapa saat kemudian terdengar instruksi untuk segera berangkat ke Nikhlah. Perjalanan pun dilanjutkan dengan tetap bergantian naik unta. Termasuk sang komandan yang bergantian dengan Ukkasyah bin Mishan.

***

Setengah perjalanan telah ditempuh, menjelang Asar pasukan Abdullah bin Jahsy sampai di sebuah tempat bernama Bahran, di wilayah Ma'dan sebelah utara Al-Fura'. Pasukan pun berhenti untuk rehat sekalian melaksanakan salat dan memberi makan unta.

"Manfaatkan istirahat kali ini untuk mengembalikan stamina. Karena setelah ini kita akan berjalan tanpa berhenti. Kita berlomba dengan waktu. Secepatnya kita harus sampai di Nikhlah. Kalau tidak, kita tidak dapat mencegat kafilah Quraisy," perintah Abdullah bin Jahsy.

Sekitar setengah jam mereka rehat sambil melaksanakan salat Asar serta berzikir dan berdoa. Mereka meyakini selain kesiapan fisik dalam melaksanakan misi ini, mental pun harus disiagakan. Berzikir sarana untuk menguatkan mental, dan berdoa untuk kesuksesan misi yang akan mereka laksanakan.

Setelah rasa penat hilang dan tenaga pulih kembali, Abdullah bin Jahsy pun menginstruksikan pasukannya untuk bersiap melanjutkan perjalanan.

"Kuharap stamina kalian sudah bugar. Kita tidak akan beristirahat lagi sebelum sampai di tujuan," ujar Abdullah bin Jahsy.

"Insya Allah, ya Amirul Mukminin, kau jangan mengkhawatirkan kami. Justru kami ingin segera menuntaskan misi ini. Kami sudah tidak sabar untuk segera berhadapan dengan orang-orang Quraisy," balas Ukkasyah bin Mishan.

Abdullah bin Jahsy tersenyum. Dia akan menggerakkan tangan sebagai aba-aba untuk melanjutkan perjalanan, ketika tiba-tiba Sa'ad bin Waqash mendatanginya dengan tergopoh.

"Celaka! Wahai Abdullah, celaka!" Sa'ad bin Abi Waqash tergopoh menghampiri Abdullah bin Jahsy dan rekan-rekannya. Dia membungkuk, tangannya memegang kedua lututnya seraya mengatur napas. Terengah-engah dia berkata, "Maafkan aku, ya Amirul Mukminn!"

~~~

*As-Sabiqunal Awwalun adalah sebutan untuk orang-orang yang pertama (awal) menerima ajakan Rasulullah Saw untuk masuk Islam.

*Amirul Mukmin = Pemimpin orang-orang beriman. Gelar yang sebenarnya diberikan kepada para khalifah pengganti Rasulullah Saw setelah Beliau wafat. Secara formal Khalifah pertama adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Namun, Abdullah bin Jahsy mendapat gelar Amirul Mukminin saat menerima bendera kepemimpinan dari Rasulullah.

Referensi untuk sosok Abdullah bin Jahsy diambil dari buku:

  • Biografi 104 Sahabat Nabi, karya Syaikh Mahmud Al-Mishri, hal. 815-816
  • Memetik Hikmah 101 Sahabat Nabi, karya Hepi Andi Basoni, hal. 120-121

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun