Menyedihkan sekali membaca berita di media online detiknews, 12 Maret 2023 kemarin. '52 Pelajar Bengkulu Sayat Tangan Sendiri, Alasannya Bikin Miris', demikian judul berita tersebut.
Disebutkan bahwa -- menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, Fahruddin - mereka melakukan itu karena terpengaruh konten TikTok.
Saya tidak tahu content-nya bagaimana video pendek di tiktok tersebut, sehingga mampu menghinoptis puluhan siswa untuk menyayat tangan sendiri.
Setelah dilakukan penyelidikan lanjutan oleh Polisi, diketahui ternyata selain mengikuti tren media sosial, aksi menyayat tangan itu dilakukan karena para siswa sedang mencari jati diri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, arti jati diri adalah 'keadaan atau ciri khusus seseorang; identitas'.
Jadi, ke-52 siswa itu sedang mencari identitas.
Tentu saja, kasus yang terjadi di Bengkulu cukup membuat khawatir para orangtua yang memilik putra-putri usia remaja. Khawatir anak-anak mereka pun salah Langkah dalam mencari jati diri (identitas).
Lalu, harus bagaimana kita mengarahkan anak-anak remaja kita supaya tidak melakukan hal-hal tidak benar dalam proses mencari identitasnya?
Yang terutama adalah harus memahami bagaimana idealnya proses pencarian jati diri tersebut, kemudian mengarahkan anak-anak remaja kita sesuai yang kita pahami tersebut.
Proses mencari jati diri ini memang dapat menjadi sulit karena remaja sering mengalami tekanan dari berbagai sumber seperti keluarga, teman, dan masyarakat umum. Namun, mencari jati diri adalah penting karena dapat membantu seseorang memahami nilai-nilai, minat, dan potensi mereka.