Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Gue Lebih Baik!"

8 Maret 2023   10:24 Diperbarui: 8 Maret 2023   10:33 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sikap sombong/sumber: khazanahrepublika

Selain tumbuhan dan hewan, Allah swt menciptakan tiga makhluk hidup lainnya. Yaitu malaikat, jin, dan manusia.

Saat Allah menciptakan manusia pertama, Nabi Adam as, Allah menjadikannya lebih mulia dari malaikat dan jin. Hal terbukti saat Allah swt memerintahkan kepada malaikat dan jin untuk bersujud kepada Nabi Adam As.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)

Malaikat melaksanakan perintah Allah swt dengan bersujud kepada Nabi Adam as. Namun iblis tidak. Iblis ini salah satu ras dari bangsa jin. Dijelaskan pula di ayat tersebut bahwa iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam dikarenakan ia sombong. Ia merasa lebih baik, lebih mulia, dari Nabi Adam as. Sehingga tidak mau bersujud.

Karena tidak mau bersujud, berarti iblis telah melanggar perintah Allah swt, atau dengan kata lain iblis telah melakukan perbuatan dosa. Perbuatan dosa yang dilakukan iblis tersebut merupakan dosa pertama yang dilakukan makhluk kepada Tuhannya.

Sombong adalah dosa pertama. Oleh karenanya, kesombongan termasuk dosa yang dibenci Allah dan Rasulullah.

Apa itu sombong?

Sombong adalah perilaku atau sikap yang menunjukkan merasa lebih baik, lebih hebat, atau superior dari yang lain. Sombong seringkali diungkapkan dengan merendahkan atau meremehkan orang lain. Orang yang sombong cenderung menganggap dirinya lebih pintar, lebih berharga, atau lebih penting dari orang lain.

Sombong dalam bahasa Arab disebut 'takabur' atau merasa besar. Padahal Allah-lah yang 'Akbar' atau yang Mahabesar.

Baca juga: Mengomeli Allah

Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebut orang yang sombong itu sama dengan tidak beriman. Rasulullah bersabda,

"Demi Allah, ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman." Sahabat bertanya, "Siapa itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang tidak bisa diandalkan dalam persahabatan dan tidak merasa senang dengan kebaikan yang ditunjukkan oleh orang lain." (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari perilaku sombong. Orang yang sombong tidak hanya merugikan hubungan sosialnya dengan orang lain, tetapi juga berdampak pada keimanan dan keselamatannya sendiri di akhirat.

Ketika ditanya oleh Allah swt, kenapa tidak mau bersujud kepada Adam? Iblis menjawab, 'Ana khoiru minhu' (saya lebih baik daripada dia)

Dan diksi 'saya lebih baik dari dia' ini bisa berupa kalimat apa pun.

Bisa, 'Saya lebih senior dari dia', atau

'Saya lebih terkenal dari dia', atau

'Follower saya lebih banyak dari dia', atau

'Saya lebih kaya dari dia', atau

'Saya lebih ganteng/cantik dari dia', atau

'Saya owner, lho!', atau

'Saya Kompasianer senior, lho!', atau yang sejenisnya.

Atau dalam bentuk lain, seperti,

'Siapa, Lu? Anak kemarin sore belagu!' atau

'Gimana gue aja, gue, kan, atasan Lu!' atau

'Gue udah lama di sini, jadi gue yang lebih tahu.'

Diucapkan secara verbal atau tidak kalimat-kalimat di atas, selama di hati ada perasaan merasa lebih besar. Maka itu sudah termasuk kesombongan. Dengan demikian, sikap sombong tentu saja akan menimbulkan efek buruk pada individu dan lingkungannya. Efek buruk tersebut di antaranya:

1. Menimbulkan ketidakmampuan untuk belajar dan berkembang karena orang yang sombong biasanya merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya dan tidak perlu belajar lagi. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkembang dan belajar hal-hal baru.

2. Menimbulkan isolasi social, karena sikap sombong adalah perilaku yang tidak disukai oleh banyak orang. Akibatnya, individu yang sombong akan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat dengan orang lain.

3. Menimbulkan konflik interpersonal, karena orang yang sombong biasanya tidak menghargai orang lain. Hal ini dapat memicu konflik atau bahkan kekerasan interpersonal.

4. Menimbulkan ketidakpuasan, karena seseorang yang sombong selalu merasa tidak pernah puas dengan pencapaiannya. Dia akan terus-menerus menetapkan standar yang tidak realistis dan merasa kecewa ketika mereka tidak mencapainya.

5. Kesombongan dapat membuat orang meremehkan risiko dan mengambil keputusan yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan dan konsekuensi negatif lainnya.

6. Orang yang sombong mungkin terlalu fokus pada diri sendiri dan kepentingan mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup mereka dan mengabaikan tanggung jawab sosial dan kemanusiaan.

7. Orang yang sombong selalu tidak merasa bahagia dan tidak puas, karena mereka akan terus-menerus berjuang untuk menjadi lebih baik daripada orang lain, daripada mengejar kebahagiaan dan kesuksesan yang sebenarnya.

Itu efek yang akan didapat orang yang sombong di dunia. Di akhirat pun orang yang sombong akan mendapatkan kerugian, karena tidak akan masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw di sebuah hadis.

Rasulullah saw bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi, dan tidak akan masuk ke dalam neraka orang yang dalam hatinya terdapat keimanan sebesar biji sawi" (HR. Abu Daud :3568).

Semoga kita terhindar dari rasa sombong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun