Terus terang, saya menulis ini bukan karena sudah pakar menulis dan mengajarkan kepada Anda. Justru saya sedang belajar, karena terkadang saya mengalami kebuntuan saat ingin menulis. Setelah mencari ke sana ke mari, saya menemukan beberapa artikel yang bisa mendobrak kebuntuan saya tersebut. Artikel yang saya tulis ini hanya rangkuman dari beberapa literasi yang saya baca. Semoga ada manfaatnya untuk Anda juga.
Apa, sih, yang harus diperhatikan sebelum menulis?
Tentu saja yang utama adalah ide. Sesuatu yang akan atau ingin Anda tulis. Tanpa ide, Anda hanya akan termenung di depan monitor PC atau laptop Anda.
Ide -- menurut saya -- adalah hal utama yang harus ada sebelum menulis. Baik bagi penulis pemula maupun yang sudah senior. Bagi semua penulis, ide ibarat harta karun yang ditunggu-tunggu kedatangannya.
Ide bagaikan angin, yang datang semaunya, tanpa bisa kita kendalikan. Kadang datang dengan deras, bermunculan. Kadang tidak muncul sedikit pun.
Oleh karenanya seorang penulis disarankan selalu siap dengan perangkat penangkap ide. Karena ide, saat datang, akan cepat pula pergi atau hilang.
Yang dimaksud perangkat penangkap ide, itu bisa berupa buku kecil plus ballpoint yang selalu dibawa. Atau aplikasi untuk menulis yang ada di HP kita, atau yang lainnya.
Karena datang semaunya, kita bisa saja mengundangnya (baca mencarinya). Setidaknya ada empat cara mencari ide. Yaitu,
1. Perenungan
Maksudnya, seorang penulis dapat mencari ide dengan menyengajakan merenung, berpikir, mengingat-ingat apa pun. Banyak hal yang bisa direnungkan. Bisa benda yang sedang ada di hadapan kita, atau peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi, atau pengalaman-pengalaman di masa lalu kita.
2. Meniru
Tentu saja meniru di sini bukan meniru plek-ketiplek apa adanya, karena di dunia literasi itu disebut Plagiat. Plagiasi adalah sesuatu yang sangat haram dilakukan oleh seorang penulis.
Yang dimaksud meniru di sini adalah mengambil ide dasarnya, kemudian melakukan perubahan, pengembangan, atau mengambil dari sudut pandang yang berbeda. Istilahnya adalah ATM: Amati, Tiru, dan Modifikasi. Misalnya kisah tentang Pelakor. Sangat banyak cerpen atau novel yang mengambil isu tentang pelakor, tetapi satu sama lain tidak bisa dibilang plagiat. Karena berbeda alur cerita, berbeda POV, dan lain-lain.
3. Mengembangan dari yang pernah ditulis
Berbeda dengan nomor dua di atas, yang dimaksud di sini adalah mengembangkan dari tulisan kita sendiri. Terutama yang sudah lama sekali kita tulis. Karena bisa jadi setelah pengetahuan dan pengalaman kita bertambah, banyak yang harus ditambahkan ke tulisan kita tersebut. Makanya penting sekali kita meluangkan waktu untuk membaca-baca tulisan lama kita.
4. Mengamati
Saat tidak ada ide, mainlah ke toko buku. Amati buku-buku apa saja yang ada di rak 'Bestseller', yang ada di rak 'Baru', atau di rak-rak buku lainnya. Dari judul buku-buku yang di rak-rak itu, kita bisa mendapatkan ide.
Cukup rasanya keempat cara tersebut untuk mencari ide. tapi, kalau Anda punya cara yang lain boleh menambahkannya. Silahkan tulis saja di komentar.
Sekarang, setelah Anda memiliki ide untu ditulis, apalagi yang harus diperhatikan sebelum menulis?
Karena ide harus segera dieksekusi. Kalau tidak, dia bisa menghilang. Dan terpaksa kita harus mencarinya kembali.
Kalau untuk mencari ide ada 4 cara yang bisa gunakan, sebelum menulis pun ada 4 hal yang harus diperhatikan. Yaitu,
1. Topik
Tetapkan dulu isu apa yang akan ditulis, atau dibahas di tulisan nanti. Apakah itu tentang politik, sosial, atau parenting misalnya. Ini supaya jelas, nanti pembaca dapat apa. Untuk penulis pemula, dan belum punya isu untuk ditulis, sarannya adalah menulis apa yang disukai dan/atau dikuasai.
Menulis yang disukai dan dikuasai itu lebih bagus. Tapi setidaknya salah satu, yang disukai atau yang dikuasai. Karena setiap penulis harus bertanggung jawab terhadap tulisannya.
2. Tujuan
Tetapkan tujuan menulis, apakah untuk memberitahukan sesuatu, apakah untuk pembelajaran (pengetahuan), atau hanya untuk hiburan semata. Ini akan mempengaruhi tingkat kesulitan (keseriusan) saat menulis. Menulis untuk sekadar hiburan tentu berbeda dengan menulis untuk tujuan pembelajaran.
3. Jenis
Tetapkan jenis tulisan dari awal. Apakah tulisan nanti akan berupa Fiksi atau non-fiksi. Kalau fiksi, tetapkan pula genre apa yang dipilih. apakah roman, thriller, horor, atau humor. Kalau non-fiksi, tetapkan pula apakah nanti hanya berupa artikel popular, atau artikel yang serius seperti jurnal.
4. Sasaran
Tetapkan pula target pembaca yang dituju. Apakah anak-anak, remaja, dewasa, emak-emak muda, ibu rumah tangga, professional, atau siapa.
Kalau 4 hal di atas diperhatikan sebelum menulis. Dipastikan tulisan yang dihasilkan pun akan berkualitas dan bermanfaat untuk yang membaca.
Semoga tulisan ini pun bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI