"Apa kamu enggak berminat bergabung lagi? Pintuku selalu terbuka."
Andi menggeleng, "Bisnisku tidak sekencang bisnismu, Bro. Tapi aku merasakan passion-ku ada di bisnis yang sedang kujalankan."
"Oke!" balas Tomi singkat. Dia sangat memahami apa yang disampaikan Andi.
Keesokan harinya Andi kedatangan Wawan, salah seorang kawan karibnya, yang mengeluh bisnisnya hancur kena tipu. Untuk menyelamatkan bisnisnya dia membutuhkan suntikan dana tidak kurang dari 500 juta.
Andi menyerahkan cek sambil berkata, "Nih, pakai dulu uangku. Setelah bisnismu kembali normal, dan sudah ada keuntungan baru kamu kembalikan."
Sepulangnya Wawan, Andi berdoa, "Ya Allah, kalau temanku, Tomi, sudah bisa mengembangkan bisnisnya dengan membeli perkebunan sawit, dengan sedekahku pada kawanku Wawan, berilaku aku kebun yang indah di surga nanti."
***
Hari berganti hari dan berbilang menjadi sebulan. Bulan pun bergulir menjadikan waktu menjadi satuan tahun.
Kehidupan di dunia selalu berakhir dengan kematian. Pula setiap yang berjiwa masti akan mati. Begitupun dengan Andi dan Tomi, masa hidup mereka di dunia telah berakhir.
Di kehidupan akhirat.
Malaikat membawa ruh Andi dan mengajaknya ke sebuah tempat yang penuh dengan pemandangan indah. Setiap sudut dari tempat itu membuat Andi kagum.