Tidak ada yang istimewa dengan aktivitas membaca. Semua orang bisa dan harusnya sudah biasa membaca. apalagi di eran media-sosial (medsos) sekarang ini. Semua orang hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk membaca. Walaupun itu bukan yang dimaksud membaca dalam objek tulisan ini. Namun, setidaknya masyarakat sudah mulai terbiasa membaca rangkaian kata.
Membaca memang bukan aktivitas istimewa, bahwa ada ilmu atau ketrampilan membaca, itu pun bukan sesuatu yang sulit dipelajari.
Persepsi bahwa membaca itu aktivitas istimewa perlu dan harus diturunkan levelnya menjadi sesuatu yang biasa saja. Sama seperti aktivitas kita makan, minum, olahraga, menari dan lain-lain.
3. Membaca tidak membuat kita kurang pergaulan
Semakin hari aktivitas membaca semakin disukai. Kehadiran internet tidak bisa dikecilkan perannya dalam meningkat minat baca masyarakat, terutama dengan adanya medsos.
Aktivitas membaca yang awalnya hanya membaca postingan di grup-grup messenger, meningkat dengan membaca buku-buku elektronik (ebook). Di sini, kehadiran platform kepenulisan sangat berperan besar. Sekarang, kita mau membaca novel dengan genre apa pun, tinggal pilih. Begitupun dengan artikel-artikel non-fiksi, banyak blog atau situs yang menyediakan artikel dari berbagai bidang ilmu.
Dan sekarang, dengan adanya medsos dan platform kepenulisan, kita bisa bergabung di grup-grup literasi, yang membernya bukan puluhan atau ratusan lagi, tapi ribuan bahkan puluhan ribu. Jadi, label penyuka buku itu orang yang kuper (kurang pergaulan) tidak berlaku lagi.
Semoga tidak berkembang lagi persepsi yang salah tentang membaca. karena, selama persepsi yang salah itu masih ada, sulit rasanya membudayakan aktivitas membaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI