Tentu saja Harari tidak akan melewatkan sejarah bagaimana Belanda menjajah Indonesia dalam rangkaian sejarah manusia yang ditulisnya di buku ini. Bagaimanapun Indonesia adalah negara yang besar.
Harari menulis tentang Indonesia sebagai berikut, 'Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Beribu-ribu pulaunya diperintah pada awal abad ke-17 oleh ratusan kerajaan, kepangeranan, kesultanan, dan suku-suku'.
Sementara kisah masuknya Belanda, melaui VOC, ke Indonesia, Harari menuliskanya begini, 'Ketika para pedagang VOC pertama tiba di Indonesia pada 1603, tujuan mereka semata-mata komersial. Namun, untuk mengamankan kepentingan komersial mereka dan memaksimalkan keuntungan para pemegang saham, para pedagang VOC mulai memerangi penguasa-penguasa lokal'.
Selanjutnya, 'Pulau demi pulau jatuh ke tentara bayaran VOC. VOC menguasai indonesia selama hampir 200 tahun. Baru pada 1800 negara Belanda menjalankan kontrol atas Indonesia, menjadikannya satu koloni nasional Belanda selama 150 tahun'.
Saya sengaja mencuplik kisah masuknya Belanda ke Indonesia secara cukup panjang, supaya Anda bisa menilai kualitas tulisan Harari di buku ini, dan akan menganggap wajar kalau buku ini didapuk menjadi Best Seller. Dan kisah-kisah seperti itu banyak bertebaran di buku ini, terutama di bab-bab pembahasan era Revolusi Sains, dengan kisah-kisah bak cerita fiksi sains (Science Fiction).
Satu hikmah yang saya dapat dengan membaca buku ini, bahwa manusia, dengan kecerdasan dan kreativitasnya, akan selalu menemukan solusi dari setiap permasalahan hidupnya. Termasuk ketakutan bahwa energi yang berasal dari fosil (minyak bumi, dsb) suatu saat akan habis dan itu artinya 'kiamat'.
Padahal, dalam sejarah kehidupannya, sebagaimana dapat Anda baca di buku ini, manusia pernah beberapa kali melewati 'kiamat' seperti itu, dan terbukti sampai sekarang masih tetap eksis di dunia.
Demikian ulasan saya tentang buku Sapiens karya Yuval Noah Harari. Namun, saya ingin menulis hal lain berkenaan dengan buku Sapiens ini.
Ada kebanggaan tersendiri yang saya rasakan ketika saya menemukan buku Sapiens ini. Karena saya merasa mendapat dukungan atas buku yang saya tulis 3 tahun yang lalu. Dan, ini alasan kenapa di foto di atas saya menyandingkan buku saya itu dengan buku Sapiens.
Tahun 1999 saya menulis buku 'Adam Bukan Manusia Pertama di Bumi'. Banyak yang berkomentar bahwa saya terlalu berani menulis tema yang sensitif. Saya pun membenarkannya, bahkan saya menilai keberanian tersebut terlalu berlebihan sehingga bisa dikatakan sembrono.
Nabi Adam sebagai manusia pertama di bumi adalah hal yang diyakini oleh sebagian besar kaum Muslimin. Jadi, kalau ada yang mengatakan bahwa Nabi Adam bukan manusia pertama di bumi, seolah-olah dia telah melanggar 'rukun iman'.