Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sapiens, Membuka Tabir Misteri Nabi Adam

26 September 2022   09:31 Diperbarui: 26 September 2022   09:43 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pertanyaan tersebut adalah, 'Mengapa manusia (Sapiens) menjadi satu-satunya spesies yang mampu bertahan hidup dan bahkan menguasai bumi?'

Menjawab pertanyaan tersebut, Harari mengangkat 4 poin penting yang mencakup keseluhuran isi dari buku ini. Yaitu kebebasan organ lokomosi gerak, fleksibilitas bahasa, kemampuan bekerja sama secara fleksibel dalam jumlah besar, dan kemampuan untuk membuat dan mempercayai fiksi. Sehingga pada hari ini hanya tinggal kita, Homo Sapiens, yang tersisa. Padahal, 100.000 tahun lalu setidaknya terdapat enam spesies manusia yang menghuni bumi ini.

Tentu saja saat menjelaskan sejarah perkembangan manusia di buku ini, Harari melengkapinya dengan sejarah perkembangan negara-negara di dunia. Karena memang itu harus. Setelah manusia (Sapiens) mampu berkelompok (berkoloni) tentu membutuhkan tempat untuk berdomisili.

Menariknya, Harari menuliskan perkembangan negara-negara tersebut, terutama di era Revolusi Agrikultur dengan gaya narasi seperti menulis cerita fiksi. Dan memang di beberapa halaman, Harari menceritakan kisah fiksi untuk lebih menjelaskan paparannya. Misalnya saat menjelaskan terbentuknya negara Belanda.

Mulai dari halaman 378, Harari mengisahkan bagaimana 'negara' Belanda terbentuk oleh para pedagang Belanda, bukan oleh para bangsawannya, bertepatan dengan runtuhnya imperium Spanyol yang mengandalkan peperangan.

Harari menceritakannya dengan cara menarik dan unik. Untuk menggambarkan kisah di atas, dia menuliskannya dengan sebuah kisah fiksi tentang seorang ayah dengan 2 anaknya, yang masing-masing diberi modal 10.000 koin emas untuk berinvestasi.

Si sulung menginvestasikan koin emasnya kepada pedagang Belanda, sementara si adik berinvestasi di Spanyol, melalui Raja Spanyol yang membutuhkan modal besar untuk pasukan perangnya.

Singkatnya, nasib kakak-beradik ini bertolak belakang. Si Kakak yang berinvestasi pada pedagang Belanda mendapat deviden yang besar. Sementara si Adik, alih-alih mendapat deviden, dia justru berakhir nasibnya di penjara bawah tanah Spanyol.

Cerita mengalir sangat menarik. Dan cerita-cerita semacam ini menghiasi hampir seluruh halaman dari buku ini. Tak heran kalau kemudian buku ini menjadi best seller dan meraih penghargaan. Bahkan diterjemahkan ke dalam 30 bahasa.

"Harari mampu menulis ..., benar-benar menulis, dengan kecerdasan, kejelasan, keluwesan, dan dengan metafora yang indah," demikian The Times memuji gaya menulis Harari di buku ini.

Oya, cerita tentang para pedagang Belanda itu belum selesai. Di halaman 382, Harari bercerita bagaimana kemudian para pedagang Belanda itu, yang kemudian membuat perusahaan saham yang diberi nama VOC (Vereenigne Oostindische Compagnie) masuk ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun