Level ketiga ini ditunjukkan oleh manusia paling mulia di mata Allah dan di mata semua makhlukNya, Rasulullah Saw. Beliau beribadah (salat) lama sekali sampai kaki beliau mengeras kulitnya. Padahal Allah Swt sudah menjamin bahwa dosa-dosanya sudah diampuni, baik sudah maupun yang akan datang. Dan, itu semua beliau lakukan karena rasa syukur beliau. 'Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?'
Sekarang, bagaimana dengan kita?
Beribadah dengan mengharapkan hal-hal yang bersifat duniawi (keduniaan) dibolehkan. Begitupun beribadah dengan mengharapkan surga dan takut neraka. Namun, kalau ingin mendapat derjata yang tinggi di mata Allah Swt, maka beribdahlah dengan motivasi sebagai rasa syukur kita kepadaNya.
Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H